TURISIAN.com – Pergi berlibur ke Provinsi Gorontalo, Sulawesi kalian akan mendapatkan atraksi menarik di sekitar Danau Limboto.
Apa itu? Ya, pengunjung bisa melihat langsung kehidupan burung-burung liar pada habitatnya.
Salah satunya adalah mandar batu atau Common Moorhen (Gallinula chloropus).
Meskipun tidak sebesar mandar besar (Porphyrio porphyrio), mandar batu memiliki daya tarik yang sangat eksotis.
Secara morfologi burung ini memiliki dominasi warna bulu kehitaman, sedikit bulu putih bagian samping bawah ekornya.
Terlihat sangat kontras sehingga mudah untuk dikenali, terutama saat burung meregangkan sayap-sayapnya.
BACA JUGA: Pengembangan Pariwisata Gorontalo Utara Dapat Dukungan Penuh DPRD
Bulu kepala yang gelap juga kontras dengan warna pangkal paruh yang kemerahan hingga kebagian antara dua mata.
Sementara ujung paruhnya berwarna kekuningan. Jari-jari kakinya Panjang berguna saat berjalan di di atas cabang-cabang tanaman air atau rerumputan. Kaki-kakinya berwarna kehijauan.
Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo
Burung ini merupakan burung air yang habitatnya sangat tergantung pada lahan basah seperti danau, sungai, persawahan atau lainnya.
“Burung mandar batu banyak dijumpai di Danau Limboto dan sawah-sawah di pinggirnya,” kata Danny Rogi, penggiat lingkungan dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota), Selasa 7 September 2022, seperti dikutip Turisian.com dari Kompas.
BACA JUGA: 6 Destinasi Wisata Gorontalo yang Oke Buat Tujuan Liburan Kalian
Danny Rogi menjelaskan, burung mandar batu ini sangat unik untuk diamati meskipun sebenarnya habitat burung ini tersebar luas di belahan bumi.
Namun karena tidak semua lokasi terdapat habitat hidup, burung ini jarang dilihat manusia.
Mandar batu terlihat sangat anggun saat menyeberangi bagian yang dipenuhi air.
Gerakannya lembut tidak terburu-buru saat berada di air, apalagi saat mencari makanan, ia terlihat anggun mengawasi sekitarnya.
“Kami sering menemukan burung ini berada di antara rerimbunan semak tumbuhan air, berenang pelan-pelan, saat itulah kami membidikkan binokuler untuk mengukti pergerakannya. Ini pengalaman yang indah,” tutur Danny Rogi.
Burung liar ini terlihat lebih sehat dan indah jika berada di alam, berbeda sekali jika ditemukan di kurungan atau kandang.
BACA JUGA: Indahnya Pulau Labengki Sombori, Surga Tersembunyi di Sulawesi
Sehingga Danny Rogi merekomendasikan untuk menyisihkan waktu menikmati burung ini di Danau Limboto, salah satu habitat alami di Gorontalo.
Perilaku Mandar Batu
Ia mnejelaskan mengapa pengamatan satwa ini harus di danau. Karena kawasan lahan basah ini luas sehingga punya banyak pilihan untuk menentukan lokasinya.
Habitat yang luas dengan tumbuhan semak menawarkan pemandangan yang indah, lembab penuh uap air dan terasa nyaman karena angin sellau berhembus ringan.
“Yang utama adalah tingkah polah atau perilaku mandar batu ini sangat menawan. Warnanya sangat kuat dan kontras dengan rerumputan dan semak hijau. Kita bisa mempelajari bagaimana ia hidup dan berperilaku di habitat alami,” ujar Danny Rogi.
BACA JUGA: Unik, Pisang Goroho Khas Gorontalo Justru Enak Dimakan Saat Belum Matang
Bagi warga sekitar Danau Limboto, burung mandar batu ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Burung ini sering terlihat berenang atau terbang di antara tanaman air.
“Kalau di Gorontalo burung ini biasa disebut dengan nama bontula,” tutur Rahman, warga Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo.
Rahman mengatakan saat danau masih penuh dengan dengan tanaman air. Burung ini tak terhitung jumlahnya.
Banyak dijumpai terutama saat mencari makan di pagi hari. Burung ini juga menjadi incaran para pemburu.
Sebagai suguhan wisata, waktu yang tepat untuk melihat mandar batu bisa sepanjang hari, namun pagi dan sore adalah yang disarankan.
Terutama sore hingga senja, burung ini biasa mencari makan di antara tanaman air, sesekali terbang pendek melewati genangan air untuk hingga di semak air.
BACA JUGA: Berwisata dengan Mengendarai 5 Jenis Becak Khas Indonesia
Spotting scope
Bonus melihat burung saat sore adalah menikmati senja Danau Limboto. Merasakan, semilir angin dan suasana nyaman dengan kelembaban udara yang jenuh.
Selain teropong atau binokuler, bisa juga menggunakan spotting scope atau monokuler. Spotting scope ini lebih untuk penggunaan pada kawasan luas yang tidak terhalang pohon-pohon besar atau semak yang tinggi.
Jika memiliki buku panduan lapangan untuk burung, lebih baik lagi untuk pencocokan saat melihat burung secara langsung.
BACA JUGA: Ini 5 Pusat Takjil Paling Populer dari Berbagai Daerah di Indonesia
“Saat datang untuk pengamatan burung, warna pakaian tidak boleh menyolok. Gunakan topi, hindari memakai parfum, dan jangan merokok. Tidak boleh meninggalkan sampah ya,” ucap Danny Rogi.
Burung mandar batu termasuk burung yang sangat peka dengan kehadiran manusia. Ia bisa segera bergegas terbang menjauh jika merasa terancam.
Untuk mengamatinya bisa dengan cara bersembunyi pada balik pohon atau semak. Pakaian dan topi kamuflase juga membantu agar tidak terlihat. ***