TURISIAN.com – Dieng Caldera Race 2024 bakal menjadi salah event sports tourism yang cukup seru. Bagaimana tidak, event ini menggabungkan pemandangan alam kawasan dataran tinggi Dieng yang sangat luar biasa.
Sekaligus juga, menawarkan rute yang menantang sesuai standar internasional, dimana akan memberikan pengalaman luar biasa bagi pelari gunung.
“Dieng Caldera Race ini adalah event sports tourism dengan rute yang menantang dan selalu disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh berbagai pihak,” kata Menparekraf Sandiaga dalam “The Weekly Brief with Sandi Uno”, Senin 27 mei 2024.
Kegiatan ini dipastikan akan turut menggerakkan pariwisata dan roda ekonomi di Dieng yang merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
“Saya mengucapkan terima kasih ke Badan Otorita dan DeTrac yang telah berkolaborasi untuk mendorong orang event ini. Trail run di Indonesia bisa menjadi episentrum karena trek-treknya luar biasa,” kata Menparekraf Sandiaga.
BACA JUGA: Cara Banyuwangi Membangkitkan Sektor Pariwisata yang Sempat Terpuruk
Pada penyelenggaraan Dieng Caldera Race 2024 akan turut mengundang perwakilan dari UTMB (Ultra du Mont Blanc). Yakni, untuk mempersiapkan event internasional by UTMB pada tahun 2025.
Sementara itu, Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin, mengatakan event ini menargetkan peserta sebanyak 1.000 orang.
Dan saat ini sudah terdaftar 900 peserta dari 22 provinsi di Indonesia.
Terdapat empat kategori dalam event ini yakni 10 KM dengan elevation gain 495 meter, 21 KM dengan eleveation gain 1.185 meter.
Lalu ada, 42 KM dengan eleveation gain 2.630 meter, dan ultimate 75 KM dengan eleveation gain 4.850 meter.
BACA JUGA: Cycling de Jabar, Event yang Mendorong Tumbuhnya Sport Tourism dan PAD
Dieng Culture Festival
“Kalau dulu Dieng dikenal dengan culture-nya dengan teman-teman mengembangkan Dieng Culture Festival.Tapi dalam tiga tahun ini kita harapkan sports tourism juga bisa menjadi salah satu strategi mengampanyekan keindahan dari Dieng,” ujar Agustin.
Lebih dari itu, Dieng Caldera Race 2024 diharapkan Agustin dapat mendukung pengembangan DPSP Borobudur.
Yaitu, terciptanya penyebaran wisatawan ke berbagai daerah penyangga Borobudur termasuk Dieng.
“Bagaimana wisatawan bisa menyebar ke KSPN-KSPN di sekitarnya salah satunya KSPN Dieng,” kata Agustin.
Di bagian lain, Event Director Dieng Caldera Race, Yulius Tjendrawan, mengatakan ada tiga hal penting yang diharapkan bisa menjadi capaian dari pelaksanaan Dieng Caldera Race 2024.
BACA JUGA: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Masuk Taman Terindah Dunia, Ini Komentar Khofifah
Pertama, adalah bagaimana Indonesia dengan potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa juga dapat menggelar kegiatan trail run bertaraf internasional ke depannya.
“Indonesia sebagai negara besar tidak boleh kalah dengan negara lain terutama tetangga-tetangga kita,” jelasnya.
Memberikan Dampak Ekonomi
“Bicara trail run, posisi kita kalah dengan Thailand dan Malaysia yang sudah punya gelaran internasional by UTMB. Karenanya kita akan kejar,” ujar Yulius.
Kemudian adalah bagaimana event ini dapat memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat.
“Secara teori ekonomi, kita harapkan multiplier effect dari event ini bisa mencapai Rp27 miliar,” kata Yulius.
BACA JUGA: Dataran Tinggi Dieng Siap Sambut Libur Nataru 2024, Bagaimana Harga Tiketnya?
Selain itu juga, event ini menjadi sarana transfer ilmu kepada komunitas juga masyarakat dalam mengelola satu kegiatan.
“Kita berharap tentu selalu banyak komunitas yang akan juga terangkat, bisa merasakan dampaknya. Baik itu komunitas lokal atau pokdarwis tentang pengelolaan event,” ungkapnya.
Dengan demikian, diharapkan nantinya mereka bisa jadi EO (event organizer) yang juga mumpuni di daerahnya untuk menyelenggarakan event nasional atau bahkan internasional.
Sementara Atlet Lari Trail Indonesia yang juga founder Detrac, Fandhi Achmad, mengatakan event ini dapat menjadi persiapan bagi para atlet trail run Indonesia untuk dapat bersaing di event-event UTMB.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Marketing Communication Manager National Geographic Indonesia, Agung Wibawanto. ***