Atraksi Bambu Gila, Kekayaan Tradisi dari Tanah Maluku Tengah

Atraksi Bambu Gila
Atraksi Bambu Gila, salah satu seni budaya yang masih eksis di Kabupaten Maluku Tengah. (Instagram.com /@keleproject)

TURISIAN.com – Memang tidak akan ada habisnya jika kita ingin mengupas tuntas soal keragaman budaya asal Maluku.

Namun, ada satu jenis tradisi dari tanah Maluku yang sampai sekarang masih sulit untuk bisa dijelaskan secara logika, yakni Atraksi Bambu Gila.

Nama dari bambu gila saja sudah sangat uni, tapi percayalah, atraksi kebanggaan rakyat Maluku ini akan lebih menegangkan jika dilihat secara langsung.

Dikutip TURISIAN.com- dari dispar.malukuprov.go.id pada Rabu, 30 Maret 2022, atraksi ini bisa sobat Turisian saksikan secara langsung di salah satu desanya, yaitu Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

BACA JUGA: Pulau Tawale Maluku, Pesona Alam di Timur Indonesia yang Memukau

Proses Atraksi Bambu Gila

Bambu gila sendiri ialah salah satu kekayaan tradisi masyarakat Maluku yang berupa atraksi dengan menggunakan sebilah bambu panjang.

Atraksi ini dimainkan oleh tujuh orang atau lebih, hal tersebut tergantung dari jumlah bambu yang digunakan.

Para pemain tersebut kemudian berdiri bersama-sama dalam posisi sejajar sambil memegang bambu tersebut, dan ingat, harus dipegang dengan sangat erat.

Sebab, setelah kemenyan dan tempurung dibakar oleh salah seorang pawang, sang pawang tersebut kemudian akan menjalankan ritual khusus sambil membacakan mantra ke dalam bilah bambu.

Dan sesaat setelah musik tradisional berbunyi, bilah bambu tersebut akan bergerak menggila tak terkendali.

BACA JUGA: Benteng Belgica Berdiri Megah di Tanah Maluku Sejak Abad 16

Semakin cepat hentakan musik yang berbunyi, maka akan semakin liar pula bilah bambu tersebut bergerak kesana-kemari.

Percaya ataupun tidak, lama-kelamaan bambu tersebut akan terasa semakin berat, seluruh laki-laki yang memeluk bambu itu pun mulai mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengendalikan kekuatan dari guncangan bambu gila.

Iringan musik tersebut terdiri dari ragam alat musik tradisional khas maluku seperti tifa, genderang dan juga gong.

Karena gerakan bambu dinilai cukup liar dan tak terkendali, inilah sebabnya atraksi bambu gila cenderung dimainkan oleh para pria.

BACA JUGA: Penguatan Pariwisata Maluku Tengah, Kemenparekraf Gulirkan Program Vaksinasi Covid-19

Kekuatan Pergerakan Bambu di Bawah Kendali Sang Pawang

Sepanjang atraksi tersebut berlangsung, sang pawang akan terus mengendalikan bambu dengan meneriakkan sejumlah mantra-mantra dengan menggunakan bahasa setempat.

“Hei baramasuwe!” bilah bambu gila tersebut tentunya tidak akan berhenti bergerak sampai sang pawang sendiri yang memerintahkannya untuk berhenti.

Tradisi Atraksi Bambu Gila Bagi Masyarakat Maluku

Dalam masyarakat Maluku yang masih hidup dengan menerapkan kehidupan tradisional, aura mistis dalam permainan bambu gila ini pun masih terasa sangat kental.

Pasalnya, yang diperbolehkan untuk memainkan atraksi bambu gila ini tidak boleh berasal dari sembarang orang, alias hanya untuk orang-orang pilihan.

Kemudian, peserta biasanya diharuskan untuk menggunakan ikat kepala dari selembar kain.

BACA JUGA: Mengagumi Kemegahan Benteng Tolukko Ternate yang Dibangun Portugis 1540

Bambu Pilihan

Jangan menganggap enteng atraksi bambu gila, karena bambu yang digunakan bukanlah bambu sembarangan.

Bambu tersebut harus merupakan bambu yang diambil dari hutan dengan menggunakan ritual khusus.

Biasanya ukuran bambu yang akan digunakan juga menjadi bahan pertimbangan.

Untuk memperoleh bambu yang sempurna, bambu tersebut setidaknya harus berdiameter minimum 10 cm, dengan panjang bambu mencapai 3 meter atau bisa lebih.

Setelah bambu tersebut dipotong dengan menggunakan alat tradisional, bambu kemudian dibersihkan dan juga dicuci dengan menggunakan minyak kelapa.

BACA JUGA: International Conference Likupang – North Sulawesi: “Discover The Hidden Paradise”

Bambu yang telah dipilih selanjutnya diikatkan kain di kedua ujungnya, intinya bambu tersebut diperlakukan secara khusus layaknya menghormati sesama manusia.

Walaupun tidak ditemukan sumber sejarah yang presisi dan jelas mengenai asal muasal tradisi bambu gila ini.

Masyarakat setempat percaya bahwa atraksi yang sudah menjadi identitas dari Maluku Tengah ini berasal dari hutan bambu yang terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama di Ternate, Maluku Utara.

BACA JUGA: Ayoo Gaess, Kita Kunjungi 5 Benteng Paling Bersejarah di Indonesia Ini

Waktu Untuk Memainkan Bambu Gila

Masyarakat Maluku biasanya menggelar atraksi bambu gila di acara-acara besar, seperti contohnya acara pernikahan.

Terlebih jika tradisi bambu ini dilakukan persis di tepi pantai, maka suasana dari atraksi bambu gila akan terasa lebih hidup.

Sampai dengan saat ini, bambu gila bukan lagi menjadi atraksi penuh misteri, melainkan sudah menjadi tradisi yang tetap bertahan di tengah gempuran zaman yang semakin modern. ***

Pos terkait