Asyik Banget Naik Lokomotif Uap Klasik di Museum Ambarawa Semarang

Museum Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa.

aTURISIAN.com – Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menarik Sobat Turisian kunjungi saat liburan Lebaran kali ini. Selain bisa mengenal sejarah perkeretaapian, Sobat Turisian juga bisa merasakan sensasi seru naik Kereta Api Wisata dengan lokomotif uap klasik.

Kereta Api Wisata yang tersedia di Museum Ambarawa yaitu relasi Ambarawa-Tuntang (pp). Dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.

Lalu ada pula rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi ini, satu-satunya yang masih aktif di Indonesia. Keren banget kan? Sobat Turisian mesti lihat langsung keunikannya!

Beragam koleksi perkeretaapian yang Sobat Turisian lihat langsung di Indonesian Railway Museum (IRM) ini, berasal dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI. Meliputi sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi. Ada pula koleksi sarana perkeretaapian heritage, seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Baca juga: Wisata Kekinian ala Dusun Semilir Semarang dengan Spot-spot Instagrammable

Kawasan museum tersebut juga dapat disewa untuk kegiatan pameran, ruang pertemuan, pemotretan, shooting, pesta pernikahan, festival, bazar, pentas seni, workshop, dan lainnya.

Sejarah Museum Ambarawa

Bangunan museum kereta api ini, awalnya merupakan stasiun bernama Stasiun Willem I atau Stasiun Ambarawa. Stasiun tersebut dibangun Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang resmi beroperasi pada 21 Mei 1873 bersamaan dengan pembukaan lintas  Kedungjati-Ambarawa.

Sebelumnya Ambarawa sudah menjadi kota untuk menyokong garnizun Magelang guna mengontrol daerah pedalaman. Lalu tahun 1835 berlangsung pembangunan kompleks benteng besar yang rampung tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa tersebut, diberi nama Willem I mengingat pembangunannya dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Willem I.

Untuk menunjang operasional benteng tersebut, pada 1873 dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta NISM. Pembangunan itu merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM untuk mendapatkan izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambrawa sepanjang 37 km guna keperluan militer. Sebagai tempat pemberhentian akhirnya, yakni Stasiun Willem I atau Stasiun Ambarawa. Kuat dugaan, penamaan Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari stasiun.

Berlanjut pada 1 Februari 1905, berlangsung pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus, rel bergerigi. Dua tahun berselang, ada renovasi bangunan Stasiun Ambarawa berupa penggantian material yang awalnya berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

Saat pertama beroperasi, Stasiun Willem I berfungsi sebagai sarana pengangkutan. Terutama komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.

Setelah nonaktif pada 1976, stasiun ini berubah menjadi Museum Kereta Api pada masa pemerintahan Gubernur Jawa Tengah saat itu, Supardjo Rustam. Tujuannya untuk menyelamatkan peninggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jateng.

Baca juga: Berburu Keindahan Sunrise di Puncak Gunung Telomoyo Semarang

Pemilihan Stasiun Ambarawa sebaga lokasi museum karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan, lewat Pertempuran Ambarawa. Selain itu, stasiun tersebut masih menyimpan teknologi kuno yang masih bisa beroperasi. Hal ini menjadi keistimewaannya.

Informasi Waktu & Tiket Museum Ambarawa
  1. Waktu Operasional: Senin-Minggu pukul 08.00-17.00 WIB
  2. Harga Tiket Masuk:
    • Dewasa & Mahasiswa Rp 10.000,-/orang
    • Anak-anak (3-12 tahun) & Pelajar Rp 5.000,-/orang
  1. Jadwal Ruang Audio Visual:
    • Senin-Jumat: 14.00-15.00
    • Sabtu dan Minggu : 09.00-10.00 dan 13.00-14.00.*

 

Sumber & Foto: heritage.kai.id

Pos terkait