Seni Barongan Blora, Unik dan Sarat Nilai Filosofis

Seni Barongan Blora
Seni Barongan Blora.

TURISIAN.com – Blora menjadi salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang masih rutin dan melestarikan seni barong atau seni barongan. Salah satu kesenian tradisional Jateng.

Dalam kehidupan masyarakat Blora, Seni Barongan menjadi salah satu kesenian rakyat yang amat populer. Terutama di wilayah pedesaan.

Keistimewaan Barongan, bukan hanya menjadi seni pertunjukan biasa, namun di dalamnya tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora. Seperti sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Sebenarnya Barongan merupakan ikon dan perlengkapan utama saat pertunjukan. Bentuknya dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa Besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Sosok Singo Barong dalam cerita Barongan disebut juga Gembong Amijoyo yang bermakna harimau besar yang berkuasa.

Baca juga: 5 Seni Tradisional Indonesia yang Memukau Dunia

Kesenian tradisional tersebut merupakan jenis tarian kelompok yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Secara totalitas, peran Singo Barong di dalam pementasannya menjadi tokoh yang sangat dominan.

Ditemani pula beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan. Antara lain Bujangganong atau Pujonggo Anom Joko Lodro. Dikenal juga dengan sebutan Gendruwo Pasukan Berkuda atau Reog Noyontoko Untub.

Di samping tokoh-tokoh di atas, pementasan kesenian Barongan pun disertai beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik. Terdiri dari kendang, gedhuk, bonang, saron, demung, dan kempul.

Sekarang seiring dengan perkembangan zaman, seni ersebut sudah mengalami modifikasi. Seperti sejumlah penambahan instrumen modern. Berupa drum, terompet, kendang besar, dan keyboard. Tak sedikit juga, pementasan seni ini dipadukan dengan kesenian Campur Sari.

Baca juga: 11 Event Unggulan CoE Jawa Tengah Tahun 2022

Sementara untuk jalan cerita dalam pementasan kesenian Barong bersumber dari Hikayat Panji. Sebuah kisah yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun atau disebut juga dengan Pujonggo Anom, serta Singo Barong.*

 

 

Sumber & Foto: Dinporabudpar Kab. Blora

Pos terkait