Ngapungkeun Balon, Tradisi Masyarakat Garut Saat Merayakan Hari Raya Lebaran

Ngapungkeun Balon
Ilustrasi. Balon Udara. (iStock)

TURISIAN.com  – Ada tradisi turun-temurun yang sudah lakukan masyarakat Garut dalam merayakan Idul Fitri, yakni Ngapungkeun Balon.

Nah, pada lebaran tahun ini kegiatan tersebut kembali bisa dilaksanakan dengan menerbangkan balon berukuran besar (Ngapubgkeun Balon) di lapangan terbuka Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin 2 April 2022.

Salah seorang pemuda perwakilan penyelenggara tradisi “Ngapungkeun Balon” Dwi Azhar Ramdan mengatakan pada momentum ajang silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah menerbangkan empat balon dengan diameter sekitar 10 meter dan tinggi sekitar 6 meter.

“Semuanya ada empat titik, jadi tadi ada empat yang sudah terbang,” kata Dwi.

BACA JUGA: Berjumpa Ratusan Elang di Pusat Konservasi Elang Kamojang Garut

Ia menuturkan tradisi yang sudah berjalan 20 tahun itu merupakan wujud kegembiraan masyarakat yang diselenggarakan di sejumlah tempat setelah menunaikan Salat Id.

Masyarakat setempat maupun warga luar kota yang mudik ke Garut, kata dia, menyambut antusias kegiatan menerbangkan balon di hari pertama Lebaran itu.

“Antusias warga alhamdulillah ramai kang, menjadi suguhan tontonan juga buat tamu yang datang ke Panawuan,” katanya.

BACA JUGA: Atraksi Seni Tradisional Lais Asal Garut yang Memukau dan Bikin Tegang

Pembuatan Balon Oleh Kaum Muda

Dwi menyampaikan pembuatan balon tersebut dilakukan oleh kalangan pemuda, anak-anak Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Panawuan. Serta masyarakat umum yang dilakukan secara gotong royong selama beberapa hari sebelum Lebaran.

Dalam kegiatan tahun ini, kata dia, warga Panawuan membuat 10 balon. Setiap satu balonnya menghabiskan dana sekitar Rp1 juta.

Balon tersebut kemudian diterbangkan secara bertahap tergantung kondisi angin di lapangan.

“Kalau semuanya se-Panawuan kurang lebih 10 balon, hari ini baru sebagian yang diterbangkan karena kendala angin,” katanya.

BACA JUGA: Mudik ke Garut Sekarang Anti Macet, Lho kok Bisa

Ia menyampaikan tradisi tahunan itu tidak hanya untuk hiburan. Melainkan sebagai ajang silaturahmi masyarakat dengan berkumpul bersama saat Hari Raya Idul Fitri.

Balon tersebut, kata dia, dibuat dari kertas minyak yang direkatkan menggunakan lem, kemudian diterbangkan dengan tenaga angin dari tungku api di bawahnya.

“Balon ini diterbangkan, dilepas bebas saja,” katanya. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait