Melihat Meriam Honisuit Peninggalan Jepang di Bengkulu Selatan

Meriam Honisuit
Meriam Honisuit di Bengkulu Selatan. (Source: Dispar Kab. Bengkulu Selatan)

TURISIAN.com – Kalau lagi berkunjung ke Kota Manna, ibu kota Kabupaten Bengkulu Selatan, Sobat Turisian bisa jalan-jalan melihat situs peninggalan Jepang. Berupa Meriam Honisuit di bundaran Jalan Raya Padang Panjang, tepat di depan kantor Bupati Bengkulu Selatan.

Meriam yang satu ini merupakan buatan lnggris dan peninggalan zaman penjajahan Jepang. Bala tentara Jepang membawa meriam tersebut dari Singapura dan masuk ke Indonesia, khususnya Bengkulu pada tahun 1942. Meriam ini berangka tahun 1901 dan berjenis meriam bumbung.

Uniknya, pihak Jepang membawa Meriam Honisuit ke Kota Manna, Bengkulu Selatan melalui jalur darat dengan melewati Kota Pagar Alam. Meriam ini kemudian berfungsi sebagai salah satu senjata pertahanan tentara Jepang.

Mereka menempatkan meriam tersebut di daerah pantai dengan posisi moncong meriam (Mouzzle Mouldings) langsung mengarah ke laut Samudera Indonesia. Pertama kali, tentara Jepang meletakkannya di Kelurahan Belakang Gedung, Kecamatan Pasar Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

Baca juga: Rekreasi ke Air Terjun Geluguran Bengkulu Selatan yang Masih Alami dan Asri

Keberadaan dan penempatan Meriam Honisuit di Kota Manna ini sebagai salah satu pendukung sistem pertahanan Jepang di Pantai Barat Sumatera. Kota Manna sendiri memiliki peran dan fungsi tersendiri dalam strategi perang Jepang. Baik dalam pendudukannya di Indonesia maupun dalam Perang Dunia ke II.

Buktinya dapat Sobat Turisian lihat dari keberadaan puluhan bunker di Kota Manna. Pembangunan bunker tersebut dalam bentuk sistem pertahanan  oleh Jepang di sepanjang pantai Kota Manna dan muara sungai.

Ukuran & Lokasi Meriam Honisuit Bengkulu

Senjata meriam peninggalan Jepang di Bengkulu Selatan ini memiliki ukuran Panjang Berat Kaliber: 7,10 meter. Kemudian Berat: 2,2 ton; Kaliber : 19 cm; Diameter Pangkal: 61 cm; dan Diameter ujung: 30 cm.

Lokasi Meriam Honisuit yang pertama di Kelurahan Belakang Gedung merupakan daerah rawan longsor dan khawatir terkena dampak dari abrasi. Sehingga untuk melakukan langkah penyelamatan pada meriam tersebut, pada tahun 2008 pindah tempat ke lokasi yang sekarang.

Baca juga: Berkunjung ke Lubuk Sepit Kancing, Green Canyon-nya Bengkulu Selatan

Pemindahan cagar budaya tersebut atas izin Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. Pemindahannya oleh Kodim Bengkulu Selatan ke bundaran Jalan Raya Padang Panjang,  di depan kantor Bupati Bengkulu Selatan.*

 

 

Sumber: Dispar Prov. Bengkulu & Kemdikbud

Pos terkait