TURISIAN.com – Situs Candi Mendut Magelang memang sudah tak asing lagi di telinga kita karena keberadaannya tak jauh dari Candi Borobudur. Namun meski begitu, tempat ini masih menarik Sobat Turisian kunjungi, terutama bagi anak-anak dalam menambah wawasan warisan budaya Indonesia.
Cagar budaya yang satu ini terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Berjarak hanya sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Jadi Sobat Turisian bisa sekaligus mengunjungi dua candi tersebut.
Candi Mendut ini sangat unik karena berbeda dengan candi-candi lain di Jawa, bahkan di Indonesia pada umumnya, di mana pintu masuknya menghadap ke timur. Sedangkan pintu masuk pada candi ini menghadap ke arah matahari terbit yaitu arah barat laut.
Bukan hanya itu, terdapat hiasan pada candi tersebut yang terukir berselang-seling. Berupa makhluk-makhluk kahyangan, yaitu Dewata Gandarwa dan Apsara atau bidadari, dua ekor kera, dan seekor Garuda.
Bangunan Candi Mendut terbuat dari batuan andesit dengan luas keseluruhan 13,7 m x 13,7 m dan menjulang setinggi 26,4 meter. Dengan stupa kecil sebanyak 48 buah pada bagian atasnya.
Hingga kini para ahli belum dapat memastikan kapan waktu persis pendirian candi yang satu ini. Adapun catatan sementara pada tahun 824 Masehi. Lalu berdasarkan Prasasti Kayumwungan yang ditemukan di Karangtengah memberikan sedikit informasi bahwa candi ini pembangunannya oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra.
Baca juga: Taman Rekreasi Mendut, Pilihan Tepat Liburan Akhir Pekan di Magelang
Tempat suci tersebut memiliki nama Venunava atau yang artinya hutan bambu. Awalnya, penemuan pertama kali Candi Mendut oleh seorang arkeolog Belanda bernama J.G. de Casparis tahun 1836. Berikutnya pada 1897 hingga 1904 berlangsung pemugaran pada bagian kaki dan tubuh candi.
Kemudian pada tahun 1908 hingga 1925 kembali ada pemugaran oleh Theodoor van Erp hingga puncak. Terdiri dari tiga kubus yang tersusun mengkerucut mirip atap candi-candi di Dieng dan Gedongsanga.
Tiga Patung Besar
Di dalam Candi Mendut, Sobat Turisian akan menemukan tiga patung besar. Di antaranya, pertama Cakyamuni yang menghadap ke barat. Posenya sedang duduk bersila dengan posisi tangan memutar Roda Dharma.
Kedua, Awalokiteswara yang menghadap ke selatan sebagai Bodhi Satwa membantu umat manusia. Awalokiteswara merupakan Patung Amitabha yang berada di atas mahkotanya, Vajrapani. Ia sedang memegang bunga teratai merah yang terletak di atas telapak tangan. Patung ketiga, ada Maitreya menghadap ke utara sebagai penyelamat manusia di masa depan.
Di samping itu, ada ragam relief yang masih terlihat jelas di kaki, tubuh, hingga atap Candi Mendut mengandung cerita moral. Dengan tokoh-tokoh binatang sebagai pemerannya, seperti cerita “Brahmana dan Kepiting”, “Angsa dan Kura-kura”, “Dua Burung Betet yang Berbeda”, dan “Dharmabuddhi dan Dustabuddhi”.
Ragam relief di Candi Mendut
Relief “Brahmana dan Kepeting” ini menceritakan kisah seorang Brahmana yang menyelamatkan seekor kepiting. Kemudian kepiting itu membalas budi dengan menyelamatkan Brahmana dari gangguan gagak dan ular.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Borobudur Magelang Paling Populer
Lalu relief “Angsa dan Kura-kura” di Candi Mendut, menceritakan seekor kura-kura yang terbang bersama dua ekor angsa ke danau. Karena emosi dalam menanggapi ejekan orang, maka kura-kura melepaskan gigitannya sehingga jatuh ke tanah dan akhirnya mati.
Di relief “Dua Burung Betet yang Berbeda”, mengisahkan dua burung betet yang sangat berbeda karakter karena yang satu dibesarkan oleh seorang Brahmana dan satunya lagi oleh seorang penyamun. D
Sementara relief “Dharmabuddhi dan Dustabuddhi”, menceritakan dua orang sahabat yang berbeda tabiat, yaitu Dustabuddhi dan Dharmabuddhi. Dustabuddhi menuduh Dharmabuddhi melakukan perbuatan tercela namun akhirnya Dustabudhi yang jahat mendapat hukuman. Di bagian belakang candi terdapat relief terbesar yang menggambarkan Buddha Avalokitesvara.
Candi Mendut juga terkenal dengan sebutan candi bertuah, karena banyak pasutri yang belum mendapat anak memohon ke Dewi Kesuburan. Di sebelah kiri pintu masuk di bilik candi terlihat relief Hariti yang tergambar sedang duduk sambil memangku anak. Di sekelilingnya terdapat beberapa anak yang sedang bermain.
Menurut cerita, Hariti awalnya adalah raksasa yang gemar makan manusia. Namun setelah bertemu Sang Budha ia bertobat dan berubah manjadi pelindung anak-anak. Bahkan terkenal dengan Dewi Kesuburan (Fertility Goddes).
Harga Tiket ke Candi Mendut
Untuk masuk ke cagar budaya Magelang tersebut, Sobat Turisian mesti membayar harga tiket masuk. Untuk wisatawan nusantara/lokal hanya sebesar Rp1.500,- dan wisatawan mancanegara/asing sebesar USD 3,-.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Candi di Sekitar Borobudur yang Menarik Dikunjungi
Tarif parkir kendaraan untuk sepeda angin sebesar Rp1.000,-, sepeda motor sebesar Rp2.000,-, roda 4 kecuali bus kecil sebesar Rp5.000,-. Serta bus kecil/bus sedang sebesar Rp10.000,- dan untuk bus besar sebesar Rp15.000,-.*