TURISIAN.com – Okupansi hotel di Bali melonjak tajam. Bahkan hotel-hotel yang berada di kawasan tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 sudah penuh.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan hotel-hotel penuh sehingga tak ada kamar kosong.
Khususnya di Kabupaten Badung yang menjadi pusat perhelatan KTT G20.
“Saya kira sudah tidak ada kamar kosong di area ITDC, Tanjung Benoa, Jimbaran penuh. Saya sendiri membantu teman-teman kementerian mencarikan kamar,” Bagus Agung seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Sabtu 5 November 2022.
Menurut Bagus, untuk kawasan Sanur (keterisian kamar) rata-rata 60-70 persen, di luar itu seperti Ubud, Karangasem 60-65 persen.
BACA JUGA: Pengelola Hotel BUMN Bali Siap Menyambut Delegasi KTT G20, Ini Daftarnya
Agung Partha menjelaskan keterisian hotel terlihat sejak Oktober 2022 dengan para wisatawan yang datang ke Pulau Dewata. Dan menginap di kawasan Nusa Dua berpindah lokasi karena hotel-hotel digunakan untuk kegiatan G20.
“Wisatawan yang tadinya menginap di Nusa Dua, tapi karena ada KTT G20 dari satu bulan lalu sudah pindah ke Sanur, Kuta, dan Jimbaran,” ujarnya.
Meskipun okupansi hotel tinggi, tetapi Bagus Agung memastikan Bali masih memiliki ketersediaan kamar sekitar 60 ribu hingga 70 ribu dengan harga yang mengikuti permintaan, yang diserahkan kepada pihak hotel.
Puncak Pertemuan KTT G20
Melalui pertemuan G20 yang puncaknya akan dilaksanakan pada 15-16 November 2022 itu, Bagus Agung melihat tiga sisi positif yang muncul yaitu sisi infrastruktur, perekonomian, dan pencitraan.
BACA JUGA: Warga Bali ‘All Out’ Persiapkan Penyambutan Tamu-tamu KTT G20
“Positifnya, kita dapat infrastruktur, pemerintah investasi Rp500 miliar lebih untuk mempercantik Sanur, Nusa Dua, Kuta,” jelasnya.
“Kesadaran terhadap branding, bayangkan berapa wartawan yang datang ke Bali, kepala negara akan diliput semua,” paparnya.
Tidak hanya itu, ada permutaran ekonomi yang sangat signifikan. ada 10 ribu orang datang menjelang KTT G20.
“Bayangkan saja pasar premium sangat signifikan membantu,” tambahnya.
Selain itu Bagus Agung sepakat atas arahan Gubernur Bali Wayan Koster. Utamanya, soal penggunaan produk lokal Bali sebagai hidangan G20. Karena selama ini dukungan pariwisata hanya sebesar 13 persen.
“Saya sangat setuju, saya kira kalau program ini (penggunaan produk lokal Bali) terus berjalan, pasti diterima, tidak hanya G20 tapi masyarakat dunia.
Kita bicara umum seperti food and beverage, ditambah sedikit aturan paling tidak pemerintah melindungi petani lokal, biar tidak impor dari Jawa dengan bikin pasar induk misalnya,” ujar dia. ***