Kemenparekraf Dorong Ekonomi Hijau Berkelanjutan, Ini Alasannya

Kemenparekraf dorong ekonomi hijau
Foto: Getty Images/PeopleImages

TURISIAN.com – Kemenparekraf dorong ekonomi hijau untuk menyelamatkan bumi dari intesitas pemanasan global akibat masih tingginya emisi karbon.

“Kami sangat mengapresiasi mereka yang bergerak pada bidang green energy dan climate Indonesia. Khususnya yang bergerak langsung dalam membuat industri pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Kamis 2 Juni 2022 dalam pernyataan virtualnya.

“Tentunya hal ini akan juga mampu berinovasi untuk membangun bisnis serta akselerasi transisi energi Indonesia. Dan mendorong hal ini sebagai upaya kreatif yang meningkatkan ekonomi dan kesadaran lingkungan,” sambungnya.

Ia menyebutkan,  berdasarkan riset Nature Climate Change  tahun 2018, jejak karbon dari industri pariwisata skala global menyumbang sebesar 8 persen dari emisi karbon dunia.

BACA JUGA: Sandiaga Sebut BNI Java Jazz Festival 2022 Sinyal Kebangkitan Enkraf

Beberapa sumber emisi utama dalam industri pariwisata antara lain adalah energi dari transportasi, hotel, tempat wisata, konsumsi makanan dan minuman, hingga sampah yang hasil dari aktivitas berwisata.

“Terlebih, mayoritas kegiatan perjalanan ke destinasi wisata ini masih banyak menggunakan bahan bakar fosil dan menyumbang emisi karbon,” kata Sandiaga.

Kemenparekraf Siapkan Program CFPC

Ia melanjutkan, Kemenparekraf memiliki sejumlah program sebagai komitmennya untuk mewujudkan pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable tourism).

Salah satu program terkini dari Kemenparekraf adalah Carbon Footprint Calculator (CFPC).

BACA JUGA: Kemenparekraf dan Kemendag Singapura Bikin Kesepakatan, Seperti Ini

Menparekraf mengatakan, CFPC bisa menjadi bukti konkret atas peran Indonesia guna mencapai target Nationally Determined Contribution/NDC (komitmen dan aksi iklim) tahun 2030, dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan dari dalam negeri dan 41 persen dari dukungan internasional.

Selain itu, agenda tersebut diharapkan pula dapat mencapai target Net Zero Emission/NZE (nol emisi karbon) di tahun 2060.

BACA JUGA: Sektor Pariwisata Indonesia Bangkit, Ini Yang Perlu Dilakukan Pemerintah Daerah

Ada pun program CFPC merupakan upaya penyerapan jejak karbon dari industri pariwisata demi membantu mencegah dampak buruknya terhadap iklim.

Karbon kalkulator akan menghitung seberapa besar emisi karbon yang timbul dari aktivitas seseorang wisatawan dari dan ke destinasi wisata tertentu.

“Kemenparekraf mengawali program ini dengan semangat adaptasi, inovasi dan kolaborasi, agar dapat diimplementasikan secara tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu,” kata Sandiaga.

Kemenparekraf dorong ekonomi hijau agar pembangunan sektor pariwisata di tanah air akan lebih berkelanjutan. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait