Butuh kewaspadaan saat menelusuri gua, sebab terdapat lorong yang hanya bisa dilalui satu orang. Bahkan beberapa titik, mengharuskan jalan merunduk karena posisi stalaktit dan stalagmit cukup rendah.
Panjang gua kurang lebih 15-20 meter, sekira 20 sampai 30 menit untuk menyusuri gua ini. Di dalamnya ada ruangan besar yang tidak ada cahaya, sedangkan di bagian yang disebut ‘cermin’ baru ada cahaya.
Ruangan tengah tersebut berkapasitas maksimal sekitar 15 orang. Di dalamnya terdapat fosil penyu dengan posisi terbalik di langit gua. Segenggam bongkahan fosil pada tempurung tampak hilang karena sengaja Verhoven ambil untuk diteliti.
Terlihat pula Aktsederet bongkahan batu berkilauan yang memiliki “pori-pori”. Menurut Verhoven, suara di gua ini tidak bergema lantaran bentuk batu yang berpori-pori dapat meredam suara. Gua ini jelek untuk memantulkan suara, tapi bagus untuk memantulkan cahaya.
Akses & Lokasi Gua Batu Cermin
Lokasi tempat wisata gua ini berada tak jauh dari pusat kota Labuan Bajo. Perjalanannya menempuh waktu sekitar 15 menit. Sobat Turisian untuk menuju ke sana bisa menggunakan kendaraan bermotor.
Kontur jalannya pun relatif mulus, beraspal, dengan deretan bukit hijau serta pepohonan di kanan kiri jalan. Namun berangkat ke sana, perlu menentukan waktu yang tepat yakni saat cuaca cerah.
Baca juga: Selain Pantai yang Indah, Labuan Bajo Miliki Compang To’e Melo yang Menarik Dikunjungi
Dari gerbang dan loket tiket, Sobat Turisian harus berjalan sekitar 300 meter untuk mencapai gua. Sepanjang perjalanan akan tampak deretan pohon bambu yang rimbun dan memanjakan mata. Sesekali juga bisa berjumpa dengan kawanan monyet bergelantungan atau sekadar duduk-duduk di pinggir jalan.
Setibanya di mulut gua, masih harus menaiki anak tangga beton buatan pengelola. Di sana ada gua pembuka dengan jalur yang relatif luas dan mudah melewatinya. Beberapa pohon terlihat merambat dengan akar yang cukup besar menempel pada dinding gua pembuka, tampak memesona.*