Indonesia Miliki Potensi Besar Pengembangan Halal Tourism dan Muslim-Friendly

Halal Tourism
Ilustrasi: Wisatawan muslim traveling. (iStock)

TURISIAN.com – Indonesia dengan mayoritas muslim yang besar, berpotensi untuk mengembangkan halal tourism (wisata halal) dan Muslim-Friendly Tourism.

Halal tourism sendiri merupakan sebuah model paket layanan tambahan atau extended services amenitas. Dengan tujuan memberikan pengalaman dan keinginan wisatawan muslim.

Mengutip dari laman Kemenparekraf, Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf menyampaikan, layanan tambahan ini meliputi need to have. Seperti makanan halal dan fasilitas untuk salat, serta good to have, seperti toilet yang ramah bagi muslim.

“Wisata halal atau halal tourism lebih memfokuskan pada layanan tambahan  yang disediakan oleh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Agar bisa sesuai dengan kategori halal. Misalnya, sebuah hotel menyediakan apapun yang dibutuhkan wisatawan muslim, maka hotel tersebut sudah menjalankan wisata halal,” papar Alexander.

Sementara wisata ramah muslim, lanjut Alexander, artinya ketika destinasi wisata bisa menyediakan rute atau tempat-tempat yang membuat wisatawan muslim merasa aman dan nyaman. Seperti saat beribadah atau makan, selama berlibur.

Saat ini, pasar halal tourism dan muslim-friendly di Indonesia telah memasuki fase pasar global. Karena itu, pengembangan layanan halal tourism dan muslim-friendly tourism wajib terlaksana. Untuk mendorong Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan wisata ramah muslim dunia.

Baca juga: 17 Tempat Wisata Kuliner Berbagai Daerah di Indonesia

“Dalam data yang dirilis oleh Global Islamic Economy 2019, Indonesia dan Malaysia berada di peringkat satu sebagai negara dengan potensi wisata halal terbaik dunia. Indonesia disebut memiliki dua keunggulan di bidang wisata halal. Yaitu komunikasi seperti publikasi dan promosi, dan kedua untuk services atau layanan. Kedua poin ini bisa menjadi modal kita untuk bisa terus mengoptimalkan potensi wisata halal di Indonesia,” jelasnya.

Potensi Halal Tourism Indonesia

Ada tiga potensi sekaligus menjadi kekuatan Indonesia dalam mengembangkan halal tourism.  Alexander menyebutkan, pertama, potensi itu berasal dari kekayaan dan keragaman sumber daya pariwisata nasional.

Kedua, atensi dan sikap positif masyarakat terhadap pengembangan halal tourism. Ketiga, posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi halal tourism. Mengingat Indonesia adalah negara mayoritas muslim.

“Saat ini, kebanyakan wisatawan yang datang untuk menikmati wisata halal di Indonesia masih dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan warga lokal sendiri. Kemenparekraf berupaya untuk melakukan kerja sama dengan Arab Saudi agar bisa membuka pasar wisata halal di sana. Mengingat masyarakat Indonesia banyak sekali yang ke sana untuk ibadah haji atau umroh,” imbuhnya.

Lebih lanjut Alexander memaparkan, rencana tersebut masih terkendala karena memang adanya kesulitan untuk mengubah profiling wisatawan asal Timur Tengah. Wisatawan Timur Tengah lebih suka berwisata ke negara yang berbeda dari lingkungan mereka.

Di samping itu, masih ada masalah di sisi yang masih perlu peningkatan. Seperti safety dan inbound economy untuk bisa menjalankan pariwisata minat khusus seperti wisata halal.

“Kita harus mencoba untuk mengubah strategi, dari quantity tourism menjadi quality tourism. Jadi, pariwisata tidak hanya berpaku pada jumlah wisatawan, tetapi kepada length of stay dan spending yang lebih besar,” ujar Alexander.

Baca juga: Enam Kebun Raya di Indonesia, Pilihan Tepat Wisata Keluarga

“Tentu saja banyak yang harus dikerjakan dan diperbaiki agar bisa mengubah daya tarik produk wisata yang berorientasi pada experience atau pengalaman. Pengelolaan destinasi harus lebih kreatif dan serius agar wisata halal dan wisata ramah muslim bisa lebih berkualitas,” pungkasnya.*

 

 

Pos terkait