TURISIAN.com – Bagi Sobat Turisian yang senang dengan wisata budaya, liburan nanti bisa berkunjung ke Kabupaten Nganjuk di Jawa Timur. Di daerah ini, kalian bisa mengunjungi situs cagar budaya dan sejarah Candi Ngetos.
Nama candi ini sesuai daerah tempatnya berada, yaitu di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jatim. Berjarak sekira 17 km arah selatan dari Kota Nganjuk.
Candi Ngetos berdiri menghadap ke barat berdenah bujur sangkar berukuran 10 x 10 meter. Namun sayangnya atap candi ini sudah runtuh.
Pada bagian tubuh candi tersebut, di sisi selatannya Sobat Turisian dapat melihat hiasan kala yang masih cukup baik. Sedangkan sisi-sisi yang lain sudah tidak terdapat hiasan kala, namun bekas-bekasnya masih jelas terlihat. Kala tersebut terletak di relungan.
Kemudian dinding, kaki, dan batur Candi Ngetos sebelah selatan relatif masih utuh dan baik daripada sisi lainnya. Di kanan kiri pintu di sebelah barat juga terdapat ceruk. Setiap ceruk pada bagian atas terdapat hiasan berupa stiliran, naga, makara yang berkombinasi dengan hiasan sulur gelung.
Pintu candi berada di sebelah barat, tangga menuju pintu terdapat runtuhan bata, dan lebar pintunya 67 cm. Kaki candi berdiri di atas sebuah batur, dengan tangga masuk berada di sisi barat. Tetapi kondisinya sudah rusak.
Baca juga: Candi Pari Sidoarjo, Bangunan Peninggalan Majapahit Bergaya Campa
Selanjutnya, bilik Candi Ngetos berdenah bujur sangkar berukuran 2,5 x 2,5 m yang sekarang sudah kosong. Kaki candi sisi selatan terdapat hiasan dengan bentuk geometris, sementara untuk sisi yang lain hiasannya sudah tidak jelas.
Penelitian Candi Ngetos
Penelitian pertama kali situs candi ini pada tahun 1817 oleh Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Waktu itu hanya ada penjelasan secara singkat bahwa keadaan candi ini terdiri dari dua bangunan yang sebagian sudah rusak, tanpa menyebutkan bagian yang mana.
Secara berturut-turut Candi Ngetos tercatat dalam laporan belanda pada tahun 1868, 1898, 1913, 1914 dan 1917. Di dalam laporan Belanda menurut Hoerpermans ada dua bangunan candi yang bentuknya sama (kembar) sehingga dinamakan Candi Tajum. Perbedaannya hanya dalam ukuran, yaitu besar dan kecil, tetapi saat ini candi yang lebih kecil sudah hilang.
Ada juga pendapat bahwa di sekitar candi ini terdapat Paramasoeklapoera, tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk. Mengenai kata Tajum dapat persamaan dengan kata Tanjung. Sebab huruf “ng” dapat berubah menjadi “m” tanpa mengubah artinya. Sesuai dengan pendapat R.Soekmono yang menyatakan bahwa makam Raja Hayam Wuruk berada di Tanjung, daerah Berbek Nganjuk.
Para arkeolog pun menduga gaya bangunan Candi Ngetos berasal dari abad XV dan sebagai candi pendharmaan Raja Hayam Wuruk. Agus Aris Munandar menggolongkan bangunan ini ke dalam candi Majapahit tipe Singosari.
Prakarsa Raja Hayam Wuruk
Sementara menurut cerita rakyat, Candi Ngetos pembangunannya atas prakarsa Raja Hayam Wuruk. Tujuan pembuatan candi ini sebagai tempat penyimpanan abu jenazahnya kelak jika beliau wafat.
Raja Hayam Wuruk ingin dimakamkan di tempat tersebut karena daerah Ngetos termasuk wilayah Majapahit yang menghadap Gunung Wilis. Seakan-akan sama dengan Gunung Mahameru.
Baca juga: Candi Tikus Trowulan, Alternatif Tujuan Wisata di Mojokerto Jawa Timur
Untuk pembuatan Candi Ngetos, Hayam Wuruk menyerahkannya kepada pamannya Raja Ngatas Angin, yaitu Raden Ngabei Selopurwoto. Raja ini mempunyai Patih bernama Raden Bagus Condrogeni dengan pusat kepatihannya terletak di sebelah barat Ngatas Angin.*
Sumber & Foto: Disbudpar Provinsi Jatim