Bandara Internasional Sam Ratulangi Kembali Ditutup, Sampai Kapan?

Bandara Internasional Sam Ratulangi
Ilustrasi Letusan Gunung Berapi. (Dok.Pixabay.com)

TURISIAN.com – Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mendadak kembali ditutup dampak dari meletusnya Gunung Ruang.

Hal itu berdasar Keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperpanjang penutupan bandara hingga Minggu, 21 April 2024 pukul 12:00 WITA.

Kebijakan ini memberikan gambaran betapa kuatnya dampak aktivitas Gunung Ruang terhadap lalu lintas udara. Oleh sebab itu, menjadi perhatian bagi para wisatawan untuk sementara agar tidak mendekati kawasan ini.

Ditjen Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kemenhub menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah meneliti Notice to Arimen (NOTAM) Nomor A1021/24 NOTAMR A1016/24.

BACA JUGA: Bandara Hang Nadim Batam Terapkan Aturan Baru, Larang Tenant Pakai Sandal

Alasan utamanya adalah masih adanya ancaman abu vulkanik yang berpotensi membahayakan penerbangan di wilayah Sulawesi Utara.

“Keputusan ini kami ambil setelah memantau aktivitas abu vulkanik Gunung Ruang. Yaitu, yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara,” jelas Ditjen Hubud Kemenhub dalam keterangan resminya, Sabtu 20 April 2024.

Sementara itu, Gunung Ruang telah mengeluarkan letusan sejak Selasa, 16 April 2024, menimbulkan keprihatinan karena jaraknya yang hanya sekitar 95 km dari Bandara Sam Ratulangi.

BACA JUGA: Bandara Hang Nadim Batam Menuju Pelayanan Sejajar Changi

Penutupan ini berdampak signifikan dengan pembatalan sebanyak 47 penerbangan yang berangkat dan tiba di Manado. Bukan hanya itu, dampaknya juga meluas ke sejumlah maskapai dalam dan luar negeri.

Pada Kamis (18/4), Malaysia Airlines terpaksa membatalkan sejumlah penerbangan. Baik, dari dan menuju Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur (KUL) ke Sabah dan Sarawak.

Sedangkan pada Jumat (19/4), Lion Air Group mengumumkan pembatalan seluruh penerbangan. Yakni,  dari dan menuju Bandara Internasional Sam Ratulangi serta Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara (TTE).

Dibagian lain, Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air Group, menyatakan kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. ***

Pos terkait