Gedebage Bandung Didorong Jadi Destinasi Wisata Tekstil, Keren Dong

Gedebage Bandung
Masjid Al Jabbar menjadi salah satu ikon wisata di kawasan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, selain pasar Cimol (baju bekas) yang sudah terkenal sejak lama. (Dok.iStock)

TURISIAN.com – Ketua Umum Insan Kalangan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI),  boss Shobirin F Hamid, punya saran seru nih buat area Gedebage Bandung, Jawa Barat.

Dia pengen bikin tempat itu jadi pusat perdagangan tekstil sekaligus destinasi wisata keren buat anak muda.

“Jadi, meskipun tempat ini jadi pusat belanja dan destinasi wisata tekstil Tapi tetep harus punya ciri khas sendiri yang bikin orang-orang tertarik buat belanja baju dan aksesori tekstil di sini,” kata dia di Bandung ketika dihubungi Turisian.com, Senin 5 Juni 2023.

Boss Shobirin juga minta pemerintah cari solusi yang oke buat para penjual baju bekas impor (thrifting). Dia nggak setuju dengan aktivitas thrifting, tapi banyak orang yang bergantung sama jual-beli baju bekas impor.

Apalagi selama pandemi ini banyak yang bisa kebantu berkat thrifting. Sedangkan para penjualan baju bekas ini, juga tidak pernah minta bantuan ke pemerintah selama Pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.

BACA JUGA: China Homelife Indonesia, Hadirkan Berbagai Produk Terbaru, Catat Tanggalnya

Menurut dia, kita harus lihat jual-beli barang bekas dari beberapa sisi. Pertama, jual-beli barang bekas itu legal. Jadi aparat jangan seenaknya rampas handphone, laptop, atau barang elektronik bekas yang dijual. Sama halnya dengan jual-beli baju bekas.

“Kedua, ada banyak orang yang udah lama terlibat dalam bisnis ini, terutama orang kecil. Jadi penanganan masalah ini harus pinter-pinter dan jangan represif atau kasar,” ujar Shobirin.

Yang ketiga, dia bilang, yang melanggar hukum itu bukan jual-beli barang bekas, tapi impor barang bekas secara ilegal.

Nah, ini yang harus ditindak dan diselidiki siapa aja yang terlibat.

“Semua pihak yang berkepentingan harus duduk bareng cari solusi yang jelas buat mereka,” tambahnya.

BACA JUGA: Yuk Kunjungi Pameran Koleksi Museum Batik Pekalongan Tahun 2022-2023!

Ketua Umum Insan Kalangan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI),  boss Shobirin F Hamid. Foto: Ist

Data BPS

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor pakaian bekas di Indonesia mencapai 26,22 ton pada tahun 2022.

Boss Shobirin bilang, penurunan kinerja industri tekstil nggak cuma disebabkan oleh thrifting. Salah satu yang harus ditangani itu impor barang bekas ilegal, dan juga impor barang tekstil yang sebenernya nggak perlu diimpor.

“Yang penting sebenernya adalah ngejar penanganan impor tekstil ilegal dan penyalahgunaan impor. Jadi thrifting itu ada ancamannya, tapi bukan penyebab utamanya,” tegasnya.

Dia kasih contoh, bayangin ada sekitar 2.000 pedagang baju bekas di Gedebage, Bandung. Kalo setiap pedagang dapet omzet Rp2 juta per hari, maka total perputaran uangnya sekitar Rp120 miliar per bulan.

BACA JUGA: Batik yang Dipakai Elon Musk Berasal dari Donggala, Ini Jenis Motifnya

Tapi menurut Shobirin, angkanya itu relatif kecil. Omzet di Gedebage cuma setara omzet dua pabrik tekstil ukuran menengah.

“Jadi nggak sebesar yang kita pikirkan,” paparnya.

Dia juga dukung niat pemerintah buat mengurangi dampak negatif dari thrifting, seperti masalah kesehatan dan dampak ekonomi.

Menurutnya, penjualan barang bekas nggak memberikan kontribusi yang signifikan buat pertumbuhan ekonomi. Tapi tetep, dia minta pemerintah buat memberikan regulasi dan solusi jangka panjang yang jelas buat para pelaku bisnis barang bekas saat ini.

“Solusinya, pemerintah harus melindungi pasar dalam negeri dan kasih insentif-insentif yang bisa berdampak baik dalam jangka pendek maupun panjang. Ini bisa ngebantu pertumbuhan perusahaan baru dan meningkatkan daya saing industri lokal,” jelasnya.

BACA JUGA: 4 Pusat Kerajinan Tangan di Jateng dan Jogja dengan Harga Miring

Kementerian Koperasi dan UMK

Jadi, kita nggak boleh tergantung terus sama barang impor mulai dari bahan baku sampai produk jadi. Kalo industri dalam negeri kita bisa berkembang, itu akan punya efek positif yang ganda. Seperti peningkatan lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran.

“Intinya, kalo industri kita hidup dan maju, maka ekonomi secara keseluruhan bakal ikutan naik,” kata Shobirin mantap.

Dia juga memberikan apresiasi buat kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Perdagangan yang setuju untuk memberikan kelonggaran buat pedagang baju bekas impor buat jualan stok yang masih ada.

BACA JUGA: Hampir 100 Tahun Berdiri, Ini yang Bikin Kopi Purnama Bandung Tetap Bertahan

Tapi dia juga bilang, bisnis baju bekas itu udah besar banget dan banyak orang yang bergantung sama bisnis ini.

“IKATSI memberikan saran agar tetep ditegakkan secara legal. Tapi di sisi lain para pedagang baju bekas ini juga harus diberdayakan mengingat situasinya yang semakin berkembang,” tambahnya.

Oh ya, buat kalian referensi kalian, kalo IKATSI adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari para ahli tekstil, peneliti, dan praktisi di industri tekstil Indonesia.

Mereka punya tujuan buat mendukung dan mengembangkan industri tekstil dalam negeri supaya semakin maju dan berdaya saing.

Gimana guys, kalian mau ikutan gabung ke IKATSI buat bantu-bantu pengusaha kecil kita, khususnya di bidang tekstil untuk bisa berkembang lebih maju. ***

Pos terkait