Benteng Keraton Liya, Wisata Sejarah Wakatobi yang Menarik Kalian Kunjungi

Benteng Keraton Liya
Salah satu Lawa (pintu) Benteng Keraton Liya, Wakatobi, Sultra. (Source: Dispar Sultra)

TURISIAN.com – Buat Sobat Turisian yang mau atau lagi berlibur di Wakatobi, selain menikmati keindahan pantainya, menarik juga untuk berkunjung ke situs bersejarah. Namanya Benteng Keraton Liya yang berada di Pulau Wangi-wangi. Secara administrasi berada di Desa Liya Togo.

Berbeda dengan benteng buatan kolonial seperti Vredeburg di Yogyakarta atau daerah lain, benteng ini terbuat dari susunan batu kapur yang begitu rapi dan kokoh. Terbentang sepanjang 30 hektare. Dari cerita masyarakat setempat, perekat batu-batu yang tersusun tersebut hanya dengan menggunakan telur.

Ketika Sobat Turisian berada di atas benteng, akan melihat jelas wilayah laut utara, timur, dan selatan. Benteng Keraton Liya terdiri dari 4 lapis dengan 12 Lawa (pintu) yang merupakan akses keluar untuk anggota kerajaan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

Perjalanan sejarah mengenai keberadaan benteng di Wakatobi ini tidak terlepas dari sejarah kemasyuran Kesultanan Buton. Di dalam benteng, Sobat Turisian akan melihat masjid tua yang berdiri tahun 1538. Bernama masjid Mubarok namun lebih terkenal dengan nama Masjid Keraton Liya.

Prosesi pelaksanaan salat Jumat di Benteng Keraton Liya ini memiliki kemiripan dengan pelaksanaan salat Jumat di Masjid Gantarang Selayar, Buton, dan di daerah pelosok Bogor. Yaitu khatib masih memegang tongkat ketika berdiri di atas mimbar.

Kemudian di hadapan sisi kiri masjid, terdapat tempat pemakaman. Makam-makan yang berada di dataran paling tinggi Liya ini berbentuk tidak seperti bangunan makam pada umumnya. Makam cukup lebar dengan tanda hanya barisan batu karang yang tertanam ke tanah.

Baca juga: Nih Indonesia Punya! Benteng Wolio Buton Sebagai Benteng Terluas di Dunia

Sementara, area makam di Benteng Keraton Liya ini sekelilingnya terdapat pagar batu dan bunga kamboja. Menurut cerita legenda, makam tersebut adalah tempat peristirahatan terakhir seorang pemuda bernama Talo-Talo.

Talo-Talo merupakan pemuda sakti yang mendapat daerah kekuasaan Liya Togo dari Kesultanan Buton. Karena sultan menganggap pemuda ini berjasa ketika bertugas menyelesaikan konflik di salah satu negeri bagian.

Lokasi Benteng Keraton Liya Wakatobi

Benteng yang bersejarah tersebut terletak di Pulau Wang-wangi, Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Untul menuju ke benteng ini, Sobat Turisia dapat menempuhnya dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Kalau berangkat dari pusat kota Kabupaten Wakatobi, akan menempuh jarak sekitar 10 kilometer. Benteng Keraton Liya cukup mudah kalian jangkau sebab hanya akan mengikuti jalan poros yang melewati jalur pesisir. Selama di perjalanan Sobat Turisian bisa menyaksikan aktivitas masyarakat nelayan Wangi-wangi.

Begitu memasuki kawasan benteng yang satu ini, Sobat Turisian akan mendapat suguhan pemandangan rumah panggung yang terbuat dari papan kayu. Warga setempat tetap konsisten mempertahankan rumah kayu semi permanen sebagai tempat tinggal.*

Baca juga: Berwisata ke Pantai Bone Buton Utara yang Memesona

Ketika pagi hari, kalian akan berjumpa dengan Ibu-ibu yang sedang homoru (menenun) Leja (Sarung tradisional). Masyarakat Liya Togo pun masih mengedepankan sistem gotong royong dalam berbagai kegiatan. Seperti saat pembangunan fasilitas umum maupun acara-acara adat istiadat.*

Pos terkait