Tradisi Megibung Penglipuran Didorong Menjadi Daya Tarik Wsata

Tradisi Megibung
Pernak-pernik yang dijual warga Desa Penglipuran,Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli, Bali ini bisa menjadi oleh-oleh atau souvenir wisatawan. Foto: Turisian.com/iStock

TURISIAN.com – Pemerintah Kabupaten Bangli, Bali sedang mendorong tradisi Megibung di Desa Penglipuran, Kecamatan Kubu menjadi daya tarik wisata.

Megibung sendiri selama ini sebuah tradisi makan bersama saat pelaksanaan upacara adat. Seperti upcara Dewa Yadnya,Manusa Yadnya Rsi Yadnya dan upacara adat lainnya.

“Acara megibung biasanya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Bali saat pelaksanaan upacara adat. Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan saat acara megibung,” kata Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar seperti dikutip dati keterangan resmi, Diskominfo Bali, Selasa 13 Desember 2022.

“Sebelum makan kita harus cuci tangan terlebih dahulu, tidak menjatuhkan sisa makanan dari suapan, tidak mengambil makanan di sebelah kita,” sambung Diar.

BACA JUGA: Penglipuran Village Festival IX Diisi Berbagai Kegiatan Menarik, Apa Saja?

Begitu pun, jika salah satu sudah merasa puas dan kenyang dilarang meninggalkan temannya.

“Walaupun aturan ini tidak tertulis tapi masih diikuti peserta,” tambahnya.

Seperti yang pemandangan pada pelaksanaan Penglipuran Village Festival IX Tahun 2022. Warga Desa Adat Penglipuran melaksanakan acara megibung (makan bersama).

Dalam Megibung itu  diikuti oleh seluruh warga Desa Adat Penglipuran. Termasuk turut hadir juga Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar.

Bentuk pelestarian budaya warisan

Didampingi para Prajuru Adat serta para pemuka agama Desa Penglipuran, Wabup Diar menikmati santap malam megibung.

BACA JUGA: Penerbangan Menuju Bali ‘Overload’, Tiket Sudah Dipesan Hingga Februari

Menunya  nasi, lawar dan sate lilit olahan warga setempat. Acara dilaksanakan di tengah jalan utama Desa Wisata Penglipuran, Senin (12/12/22) petang.

Adapun tujuan dari pelaksanaan megibung tersebut adalah sebagai bentuk pelestarian budaya warisan para tetua desa Penglipuran. Dimana, sampai saat ini masih tetap dipertahankan.

“Di Desa Penglipuran sendiri, acara megibung sudah dilakukan dari zaman dahulu, biasanya dilaksanakan dalam upacara adat dan keagamaan,” ujar Kelian Banjar Adat Penglipuran I Wayan Agustina.

BACA JUGA: Tiga Beach Club di Seminyak Bali Buat Santai di Pantai Pas Liburan Akhir Tahun!

Tahun ini menjadi spesial karena kegiatan megibung untuk pertama kalinya dimasukkan dalam agenda Penglipuran Village Festival.

Harapannya, kegiatan ini dapat mengedukasi generasi muda dalam pelestarian budaya dan kearifan local.

Termasuk, memupuk rasa persatuan dan kebersamaan antar warga. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada alam semesta serta kepada Tuhan atas kelimpahan berkah yang telah diberikan.

BACA JUGA: Wisatawan Bisa Naik Dokar Hias Gratis di Bali, Ini Syaratnya

Bagi masyarakat Bali cara ini juga sebagai implementasi dari konsep Tri Hita Karana.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, menyampaikan apresiasi kepada warga Desa Penglipuran, karena setiap tahunnya telah sukses menyelenggarakan event Penglipuran Village Festival.

Meski Penglipuran sudah dikenal wisatawan Internasional, namun masih tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokalnya. ***

Pos terkait