Pekerja Hotel di Yogyakarta Masih Minim Kantongi Sertifikasi Kompetensi

Pekerja Hotel
Pekerja hotel sedang merapihkan tempat tidur. Foto: iStock

TURISIAN.com – Pekerja hotel dan restoran di Yogyakarta masih banyak yang belum mengantongi sertifikasi kompetensi.

Begitu pun keahlian pada bidang “food and beverage” (F&B) juga masih kurang. Sehingga banyak hotel yang harus mencari dari luar.

“Memang kalau melihat datanya, yang kompeten atau yang punya sertifikat sangat sedikit. Atau bisa kita sebut kurang,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Selasa 13 September 2022.

Deddy mengemukakan, meski kegiatan sertifikasi kompetensi tenaga kerja hotel dan restoran telah gencar. Namun masih sekitar 40 persen pekerja sektor itu belum mengantongi sertifikat kompetensi.

BACA JUGA: Pameran Food, Hotel and Tourism Bali Tahun Ini Lebih Akbar

“Untuk sertifikasi pekerja perhotelan dan restoran, Yogyakarta masih lebih bagus, kalau pembandingnya daerah lain,” kata dia.

Menurutnya, para pekerja sektor perhotelan, khususnya yang memiliki kompetensi bidang F&B hingga saat ini masih banyak dicari.

Utamanya,  untuk meningkatkan reputasi atau daya tawar hotel. Mengingat, yang memiliki keahlian bidang F&B jumlahnya masih kurang.

Kata Deddy,  PHRI pusat bersama Kementerian Ketenagakerjaan telah meminta PHRI DIY memperbanyak pelatihan beserta sertifikasi.

BACA JUGA: Yuk Wisata Edukasi ke Museum Bahari Yogyakarta, Mengenal Dunia Maritim!

Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja sektor perhotelan relatif stabil. Bahkan, ada kecenderungan meningkat sepanjang 2022 sampai 2025.

8,6 Juta Tenaga Sektor Perhotelan Didominasi F & B

Begitu pun, berdasarkan data Kemnaker dibutuhkan lebih dari 8,6 juta tenaga kerja untuk sektor perhotelan Indonesia yang mendominasi yakni bagian “food and beverage”.

Tentu,, dari berbagai strata dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Sementara itu, Direktur Nusa International Hospitality Course (NIHC) Enny Karmin mengakui sumber daya manusia menjadi kebutuhan penting yang menggerakkan bidang perhotelan.

Termasuk, pariwisata saat menggeliatnya industri “hospitality”  Yogyakarta setelah penularan COVID-19 melandai.

BACA JUGA: Haryadi Sukamdani Terpilih Jadi Ketum GIPI, Industri Pariwisata Bergerak

Untuk merespons kebutuhan SDM tersebut, kata dia, NIHC hadir ke Yogyakarta untuk melahirkan tenaga kerja terampil. Untuk, bidang “hospitality”, pariwisata, dan perhotelan Indonesia.

“Murid yang telah mencapai tingkat keterampilan sesuai persyaratan  akan menerima sertifikat,” ujar Enny.

Sebagai tempat kursus dan pelatihan, menurut dia, NIHC membuka dua program yang bisa menjadi pilihan selama 12 bulan.

Pertama, Healthy and Sustainable Food and Beverage Product (F&B Products) dan kedua, Food and Beverage Service (F&B Service).

“Kami juga menghadirkan instruktur yang berpengalaman. Sebagian besar adalah lulusan master dan menjadi staf pengajar hotel atau dosen senior pada bidangnya,” ujar dia terkait pekerja hotel . ***

Pos terkait