TURISIAN.com – Provinsi Kepulauan Babel terus berupaya mendorong pengembangan sektor pariwisata sebagai pengganti komoditas andalan, yakni penambangan biji timah.
Destinasi wisata tambang kemudian diintegrasikan dengan sektor lainnya, seperti sektor perikanan, pertanian dan perkebunan.
Ada juga sebagian destinasi wisata pengembangan melalui konsep kreatif dan inovatif oleh masyarakat setempat. Seperti pelibatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Ada pengembangan objek wisata Air Terjun Sadap di Kabupaten Bangka Tengah.
Kemudian, ada kategori kawasan wisata yang nilai eksotisnya muncul dengan sendirinya berdasarkan fenomena alam. Contohnya, objek wisata Danau Pading dan Danau Kaolin di Bangka Tengah.
BACA JUGA: Provinsi Kepulauan Babel, Dari Bekas Tambang ke Pariwisata Menawan (Part 1)
Tidak hanya itu. Seiring berjalannya waktu, istilah objek wisata tambang mulai menggema pada negeri penghasil timah ini.
Dan bahkan sudah bermunculan destinasi wisata baru dengan menyulap eks penambangan bijih timah.
Berikut sederet destinasi “wisata tambang” di Pulau Bangka dan Belitung:
1. Danau Pading
Danau ini terletak di Desa Perlang. Desa ini dikenal dengan desa tambang karena maraknya aktivitas penambangan bijih timah yang menyisakan lubang yang menganga cukup besar.
Namun belakangan Desa Perlang menjadi Desa Wisata. Desa ini merupakan salah satu dari 50 desa wisata terpilih dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Desa yang terletak di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah ini berjarak 73 kilometer dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Selain Danau Pading, Desa Wisata Perlang juga memiliki berbagai destinasi wisata lain yang indah seperti Bukit Pading, Air Terjun Sadap, dan Gusung Perlang.
BACA JUGA: Ingin Ngopi di Belitung Timur ? Kalian Harus Tau Caranya
Sudah Ditinggalkan Sejak Tahun 1971
2. Danau Kaolin
Seperti halnya Danau Pading, Danau Kaolin juga merupakan Destinasi wisata tambang yang membuat wisatawan takjub akan keindahan danau yang jernih berwarna biru.
Danau Kaolin yang berada pada Jalan Raya Gadung, Desa Nibung, Koba, Kabupaten Bangka Tengah, juga merupakan lubang bekas penambangan bijih timah. Tempat sudah ditinggalkan sejak 1971.
Namun potensinya mulai dikembangkan pemerintah setempat dalam tiga tahun ini.
Danau Kaolin terbentuk tidak secara alami, tetapi lubang bekas penambangan bijih timah skala besar pada masa itu.
Danau Kaolin, kata Kepala Disbudparpora Bangka Tengah, Zainal, merupakan objek wisata tambang yang pengembangannya sejak tiga tahun belakangan. Dan, kini menjadi tujuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Danau Kaolin merupakan lubang bekas penambangan bijih timah yang sudah ditinggalkan sejak 1971, kemudian airnya berubah menjadi biru sehingga disebut Danau Kaolin.
Objek wisata Danau Biru di Desa Nibung ini sempat masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 karena memiliki daya tarik tersendiri dan sebuah fenomena alam yang cukup unik.
BACA JUGA: Menjelajahi 5 Pulau Eksotik di Belitung dalam Sehari
Perusahaan Plat Merah
4. Kampoeng reklamasi berbasis ekowisata
Kampoeng ini program unggulan dari PT Timah Tbk. Selanjutnya, perusahaan plat merah itu berkolaborasi dengan Pemprov Bebel menyulap kawasan bekas penambangan bijih timah menjadi kampoeng reklamasi berbasis ekowisata.
PT Timah Tbk berupaya menjadikan ratusan kolong menjadi kampoeng reklamasi sebagai destinasi wisata baru dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berkelanjutan.
Kampoeng Reklamasi ini mengusung konsep agro, energi dan edutourism serta sebagai kawasan penyelamatan flora dan fauna yang dilindungi pemerintah.
Misalnya, Kampung Reklamasi Air Jangkang Desa Riding Panjang, Kabupaten Bangka seluas 32 hektare. Salah satu program pengembangan oleh PT Timah Tbk di Air Jangkang adalah pertanian.
Nantinya kawasan tersebut menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat sekitar area tersebut.
Berbeda dengan Air Jangkang, reklamasi Air Nyatoh yang terletak di Belinyu bakal memanjakan mata pengunjung. Utamanya, dengan birunya air danau bekas galian timah yang membingkai lahan seluas 15,8 hektare. Reklamasi di area ini telah digarap sejak medio 2000 lalu.
BACA JUGA: Pempek Hitam Mak Neng, Kuliner Unik Kekinian di Belitung
4. Aek Biru Mentok
Aek Biru Muntok (Mentok sebutan masyarakat setempat) atau Telaga Biru Mentok adalah bekas lokasi tambang yang berubah menjadi tempat wisata.
Danau ini memiliki air yang jernih berwarna kebiruan. Dan sekitar danau terdapat bebatuan kapur yang membuat lokasi ini menjadi sangat indah.
Pihak pengelola sudah menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung. Seperti, spot foto yang terdapat pada sekitar danau, taman bunga, perahu untuk berkeliling danau dan tempat makan.
Danau ini berada Aik Ketok Menjelang, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung.
BACA JUGA: Pantai Tikus Emas, Jangan Tinggalkan Saat Berkunjung ke Bangka
Terbentuk Berdasarkan Fenomena Alam
5. Danau Ampar dan Gurun Pelawan
Danau Ampar terbentuk dari tambang timah yang terbengkalai. Sekelilingnya, merupakan tanah tandus yang berwarna kemerahan. Berbeda dengan danau biru lainnya yang dihiasi bukit kapur berwarna putih.
Meski begitu, keindahan Ampar tidak kalah dari danau buatan lainnya. Danau Ampar berlokasi tidak jauh dari daerah Riding Panjang, Kabupaten Bangka.
Kemudian, Gurun Pelawan Namang yang terbentuk dari bekas penambangan timah inkonvensional di Namang. Seiring berjalannya waktu lokasi tersebut berubah menjadi gurun yang eksotis.
Menurut Kepala Desa Namang, Zaiwan bahwa Gurun Pelawan terbentuk berdasarkan fenomena alam, dimana sebelumnya hanya gundukan pasir bekas tambang timah.
Seiring berjalannya waktu, kata dia, gundukan tanah liat itu menjadi panorama alam seperti berada di tengah gurun pasir di Timur Tengah.
Gurun Pelawan ini berdampingan dengan kawasan agrowisata Hutan Pelawan, biasanya wisatawan kalau ke hutan pelawan juga menyempatkan mampir ke gurun pelawan, kata Zaiwan.
BACA JUGA: Yuk Liburan ke Pantai Tanjung Pesona Bangka yang Memesona!
6. Open Pit Nam Salu
Melihat dari jejak sejarah, bahwa Geosite Open Pit Nam Salu di Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Babel merupakan destinasi wisata sejarah tambang timah terbuka. Bahkan danau ini merupakan yang terdalam dan terbesar pada Asia Tenggara, yaitu sekitar 100 meter.
Geosite yang berlokasi di Desa Senyubok, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur ini beroperasi pada 1980-1993. Dan sudah memproduksi 500 ribu ton bijih timah dengan kadar 2 persen.
“Ini merupakan endapan bijih timah primer terbesar dalam satu cebakan yg pernah ditemukan,” kata Sekda Belitung Timur, Ikhwan Fahrozi.
Mengubah masalah jadi peluang
Pj Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin, mengatakan bahwa dunia kepariwisataan terkait dengan bisnis perasaan.
“Kita harus mampu menyentuh perasaan wisatawan, sehingga mereka jadi terkesan, tertarik dan ingin sering-sering melancong ke daerah ini,” kata Ridwan.
Ridwan juga sangat tertarik dan memberikan apresiasi kepada masyarakat yang tergabung ke dalam Pokdarwis, dimana mereka adalah relawan pariwisata yang bekerja kreatif dan penuh inovatif.
Contohnya, untuk menyulap kawasan bekas penambangan bijih timah menjadi aset wisata bukan pekerjaan mudah, itu butuh ketangguhan, keuletan, ikhlas dan penuh dengan perasaan.
Relawan yang tergabung dalam Pokdarwis ini sangat luar biasa, mampu mengubah masalah lingkungan menjadi peluang dan kehidupan di masa depan. Bekas-bekas tambang disulap menjadi objek wisata yang cantik. ***
Sumber: Antaranews