Wisata Berburu Ilmu di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia  

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Gedung layanan Perpustakaan Daerah di Kota dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat ini menjadi perpanjangan tangan Perpustakaan Nasional yang sudah bisa dinikmati masyarakat. (Instagram/@perpusnas.go.id)

TURISIAN.com – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) telah menjadi ‘rumah peradaban’ yang menjadi sarana bagi manusia untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar.

Kegiatan wisata edukasi dengan berburu ilmu di Perpustakaan Nasional RI akan terasa kian menyenangkan dengan ragam koleksi buku yang tersedia.

Selain memiliki koleksi buku yang paling lengkap, Perpustakaan Nasional RI yang pertama beroperasi pada Oktober 2017 silam ini juga melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas mumpuni.

Dalam sebuah kesempatan, seorang ahli pustakawan bernama Titiek Kismiyati pernah mengungkapkan bahwa perpustakaan bisa menjadi salah satu destinasi wisata.

BACA JUGA: Pemasaran Museum Harus Disesuaikan Budaya Indonesia, Apa yang Diinginkan Pengunjung?

Hal tersebut menurutnya bisa terwujud apabila bentuk gedungnya memiliki nilai sejarah atau menarik, serta tersedianya fasilitas yang lengkap dan bersih demi kenyamanan pengunjung.

“Destinasi wisata tidak harus ke tempat yang sudah biasa seperti gunung, pantai dan lainnya. Tetapi, jika kita berkunjung ke daerah atau negara lain, coba jadikan perpustakaan sebagai salah satu destinasi yang harus kita kunjungi,” ucapnya.

Menurutnya, dengan hal tersebut bisa menambah wawasan kita sebagai wisatawan terkait sejarah-sejarah yang ada di daerah maupun negara yang sedang kita kunjungi tersebut.

BACA JUGA: Monumen Bajra Sandhi, Wisata Edukasi Sejarah Mengenal Perjuangan Rakyat Bali

Gedung Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Dalam sebuah kesempatan peresmian gedung perpustakaan, Presiden Joko Widodo membeberkan bahwa gedung Perpustakaan Nasional RI sebagai salah satu gedung perpustakaan tertinggi di dunia, mengingat jumlah lantai yang saat ini menjulang tinggi.

“Dahulu, ini hanya tiga lantai, enggak ada yang mau datang ke sini. Saat ini 27 lantai tambah satu lantai basement. Maka enggak kaget kalau gedung ini tertinggi di dunia untuk gedung perpustakaan,” pungkasnya pada momen peresmian gedung di 2017 silam..

Ketika sobat Turisian memasuki halaman depan dari perpustakaan. Jangan bingung jika tempat tersebut seperti rumah lawas.

Karena ini merupakan lobi awal Perpustakaan Nasional Republik Indonesia  yang lama. Dan saat ini kerap menjadi ruang pameran dari berbagai instalasi seni yang sangat menarik.

Dan begitu melangkahkan kaki keluar dari pintu belakang lobi pertama atau rumah lawas tersebut. Barulah sobat Turisian bisa melihat gedung Perpustakaan Nasional RI yang menjulang sangat tinggi.

Pada lantai dasar terdapat sejumlah rak buku yang tingginya bahkan bisa mencapai empat lantai.

Kemudian, saat ke lantai dua terdapat ruang pusat informasi, pembuatan kartu anggota. Bahkan hingga loker penitipan tas.

Jangan lupa untuk menyempatkan diri mampir ke lantai dua ini. Hukumnya wajib ya. Karena untuk membaca pada  Perpustakaan Nasional RI, pengunjung tidak boleh untuk membawa tas.

Selain itu, pengunjung juga harus memiliki kartu anggota. Kartu ini berfungsi untuk peminjaman buku secara langsung atau mengakses buku secara online.

Uniknya perpustakaan ini adalah setiap lantai memiliki koleksi buku yang berbeda-beda. Contohnya saja ke lantai 14, pengunjung bisa berkesempatan untuk membaca sejumlah koleksi buku langka.

Bisa mampir ke Executive Lounge

Dan kemudian, pada lantai 21 hingga 24 terdapat koleksi buku-buku yang sifatnya umum.

Pada lantai 24 bahkan terdapat executive lounge yang biasa menjadi spot favorit bagi para pengunjung untuk melihat panorama Ikon Jakarta. Yakni Monas dari ketinggian.

Kemudian, bagi sobat Turisian yang datang bersama dengan buah hati. Cobalah untuk menyempatkan diri mampir ke lantai tujuh. Pada lantai ini terdapat Ruang Layanan Anak, koleksi buku-buku anak dengan ruang baca yang super nyaman.

Di lantai ini juga terdapat ruang khusus untuk Lansia serta penyandang disabilitas. Ada berbagai koleksi buku dengan huruf braille serta komputer khusus untuk penyandang disabilitas.

Tidak boleh untuk makan di area perpustakaan ya. Karena pihak pengelola telah menyediakan kantin yang nyaman yang bisa dimanfaatkan ketika perut sedang keroncongan saat sedang asyik membaca.

Ada juga mushola yang terdapat di lantai enam. Koleksi audio visual, peta, ragam lukisan yang bisa memanjakan mata serta pameran berkala, seperti contohnya adalah Pameran Edutech yang sukses terselenggara di 2020 silam. ***

Pos terkait