Pemasaran Museum Harus Disesuaikan Budaya Indonesia, Apa yang Diinginkan Pengunjung?

Pemasaran Museum
Beberapa wisatawan mengantri untuk membeli tiket ke museum benteng Vredeburg, Yogyakarta Indonesia. Foto: iStock

TURISIAN.com – Pemasaran museum harus disesuaikan dengan budaya Indonesia. Sebab dengan meng-abdosi cara-cara pemasaran negara maju belum tentu tepat.

“Konsep pemasaran yang umumnya mengacu pada negara-negara maju. Yang mungkin kurang tepat apabila penerapannya pada budaya yang berbeda,” kata Ixora Lunda Suwaryono dalam keterangannya  Minggu 31 Juli 2022.

Menurut Doktor Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) ini perlunya penyesuaian konsep pemasaran museum dengan nilai-nilai budaya Indonesia.

Ditambahkan Ixora, perkembangan museum-museum pada  negara maju. Dan perkembangan museum ke arah yang berorientasi terhadap pengunjung, mendorong museum  Indonesia untuk mengikuti perkembangan tersebut.

BACA JUGA: Rekreasi Sambil Edukasi di Museum Pendidikan Surabaya

Namun konsep tersebut adalah sesuatu yang baru bagi pengelola museum di Indonesia. Sehingga terdapat kekhawatiran adanya komersialisasi museum yang mementingkan kuantitas pengunjung daripada kualitas.

Ia mengatakan untuk mengembangkan museum di Indonesia, nilai-nilai budaya Indonesia seperti guyub dan kolektivitas dapat menjadi kekuatan sekaligus mengatasi tantangan sumber daya manusia.

Konsep yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah pemasaran museum dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya Indonesia di dalamnya.

BACA JUGA: Yuk Rekreasi Sambil Mengenal Sejarah di Museum Kota Bandung!

Dalam penelitiannya, Ixora mendapatkan beberapa temuan, yakni kata yang muncul pada benak responden saat mendengar kata museum, kata sejarah menjadi sangat mendominasi.

Ixora menyampaikan sebagian responden ingin berkunjung ke museum pada kemudian hari jika museum tersebut menarik, menampilkan objek yang variatif dan tidak membosankan.

Sehingga dalam penelitian ini memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan museum Indonesia. Yaitu pengelolaan museum ini merupakan tugas bersama antara pemerintah, pengelola museum, perguruan tinggi dan masyarakat. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait