Tirta Empul Tampak Siring, Destinasi Wisata Religi yang Digemari Wisman

Pura Tirta Empul Tampak Siring
Salah satu destinasi relegi di Bali ini, Tirta Empul Tampak Siring menjadi lokasi favorit wisatawan asing. (Instagram/@ci.chill)

TURISIAN.com – Bali dikenal karena memiliki ragam pilihan wisata yang menarik untuk dijajal. Termasuk Tirta Empul Tampak Siring.

Pulau Bali kerap dijadikan tujuan bagi para wisatawan yang ingin berlibur dan untuk sejenak menghilangkan penat.

Bagi sobat Turisian yang berencana berlibur ke Bali, cobalah untuk menjajal wisata religi yang juga sangat menarik untuk dinikmati.

Menjadi salah satu daerah yang dihuni oleh umat Hindu terbesar di Indonesia, Bali memiliki sejumlah pura dengan desain dan sejarah yang mengagumkan.

Salah satu pura atau tempat peribadatan yang paling ternama di Bali terletak di Tirta Empul Tampak Siring.

BACA JUGA: Pameran IKM Bali Bangkit Hadirkan Berbagai Souvenir untuk Event G20

1.Lokasi Tirta Empul Tampak Siring

Lokasi tempat peribadatan umat Hindu yang juga menjadi destinasi wisata religi ini berada di Desa Manukaya Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Jika sobat turisian bertolak dari Denpasar, setidaknya butuh waktu 60 menit berkendara untuk sampai ke tempat ini.

Jalur Ke Kintamani

Lokasi Tirta Empul Tampak Siring dinilai cukup strategis, sebab masih berada di jalur wisata Batubulan, Kintamani.

Biasanya, banyak juga agen pariwisata yang menawarkan paket perjalanan ke tempat ini dalam paket wisata Kintamani tour.

BACA JUGA: Upacara Adat Mekotek, Tradisi Tolak Bala yang Unik dari Badung Bali

2. Daya Tarik Tirta Empul Tampak Siring

Selain keberadaan Pura Tirta Empul yang terlihat megah dan indah. Tempat ini juga memiliki sumber air alami yang dijadikan sebagai tempat pemandian yang disucikan. Khususnya, oleh warga setempat yang memeluk agama Hindu.

Ketersediaan sumber air yang melimpah di Tirta Empul Tampak Siring merupakan berkah tersendiri bagi pemeluk umat Hindu di Bali untuk melakukan tradisi menyucikan diri.

Pada hari-hari besar umat Hindu seperti sehari setelah hari Saraswati, umat Hindu akan berbondong-bondong mendatangi sumber air yang tersedia di sini untuk melaksanakan upacara menyucikan diri yang disebut dengan Banyu Pinaruh.

Pada momen tersebut, umat Hindu di Bali akan memenuhi kolam pemandian, bahkan hingga rela antre satu persatu untuk menyucikan diri di tempat ini.

Jika kebetulan sobat turisian melakukan tour ke Tirta Empul Tampak Siring pada hari-hari tertentu yang dianggap suci dalam kalender Hindu Bali, maka sudah bisa dipastikan bahwa tempat wisata di Gianyar yang satu ini akan selalu ramai.

BACA JUGA: Pernah Nyobain Pantai Hidden Gem Bali Satu ini, Owh Surga Man…

Wisatawan asing yang datang pun bisa ikut melakukan tradisi menyucikan diri.

Namun, terdapat sejumlah pantangan yang harus dipenuhi bagi wisatawan yang ingin ikut merasakan tradisi menyucikan diri di tempat ini.

Diantaranya seperti pantangan bagi perempuan yang sedang haid untuk masuk ke pelataran pura maupun tempat pemandian.

Karena dianggap akan membuat kesucian dari pura menjadi kotor bahkan jika larangan tersebut dilanggar, ada kepercayaan bahwa kemungkinan buruk bisa terjadi bagi para pelanggarnya.

Menyembul dari Dalam Tanah

3. Sejarah Tirta Empul Tampak Siring

Secara etimologi, nama pura Tirta Empul berasal dari kata tirta yaitu air dan juga empul yang berarti menyembul.

Maka secara keseluruhan Tirta Empul berarti air suci yang keluar dan menyembul dari dalam tanah.

Pura Tirta Empul Tampak Siring yang merupakan warisan budaya ini memiliki nilai sejarah tersendiri dan dihormati karena merupakan salah satu pura kuno di pulau dewata Bali.

Penamaan Tampak Siring berasal dari kata Tampak yang berarti telapak kaki, sedangkan Siring artinya miring, diceritakan bahwa kata telapak mengacu kepada adanya mitologis dari Raja Mayadenawa yang memerintah kala itu.

BACA JUGA: Maskapai Jetstar Kembali Buka Rute Australia-Bali, Bawa Reporter Dunia

Menurut kepercayaan setempat, sang raja terkenal memiliki kemampuan untuk bisa merubah wujud ke berbagai macam bentuk yang dia inginkan.

Namun sayangnya, menurut legenda, sang raja memerintah dengan cara yang lalim. Dan karena inilah dewa kayhangan merasa prihatin terhadap kerajaan yang dipimpin oleh Raja Mayanadewa.

Lalu, kahyangan mengutus Dewa Indra yang merupakan dewa perang untuk turun ke bumi bersama dengan pasukannya untuk menghancurkan sang raja.

Setelah kalah dalam perang, sang raja lalu berlari ke hutan, dan untuk menghilangkan jejak kemudian berjalan dengan telapak kaki yang miring, dan inilah asal muasal penamaan dari Tampak Siring.

***

 

Pos terkait