Mengenal Candi Muara Takus, Tertua di Tanah Sumatera

Candi Muara Takus
Bangunan Candi Muara Takus di Riau. (dok. Kemdikbud)

TURISIAN.com – Candi Muara Takus menjadi satu-satunya peninggalan candi di Riau dan menjadi yang tertua di tanah Sumatera. Terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Cagar budaya ini merupakan sebuah kompleks percandian Buddha yang bangunannya terbuat dari tanah liat, tanah pasir, dan bata. Material bangunan tanah liat diambil dari Desa Pongkai yang terletak sekitar 6 km di sebelah hilir Kompleks Percandian Muara Takus.

Keberadaan Candi Muara Takus membuktikan bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini. Meski demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini berdiri.

Asal-usul nama Muara Takus juga terdapat dua versi. Menurut versi pertama, nama tersebut diambil dari nama sebuah anak sungai kecil bernama Takus yang bermuara ke Sungai Kampar Kanan. Sedangkan versi kedua menyebutkan bahwa Muara Takus terdiri dari dua kata, yaitu “Muara” dan “Takus”.

Kata “Muara” berarti suatu tempat pertemuan aliran akhir sungai dengan laut. Sementara kata “Takus” berasal dari bahasa Cina, “Ta” berarti besar, “Ku” berarti tua, dan “Se” berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhannya, candi tua yang besar terletak di muara sungai.

Lokasi kompleks percandian ini berjarak sekira 128 km dari Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau. Perjalanan menuju ke sana hanya dapat melalui jalan darat, mulai dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat dlanjut  ke jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus.

Arsitektur Muara Takus

Penelitian berhasil mengungkap bahwa pembangunan kawasan percandian Muara Takus melalui tiga periode dengan tiga fase. Fase eerste bouw, tweede bouw, dan derde bouw. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan dari pengaruh Ciwaistis, Budhistis, dan Indonesia.

Baca juga: Selain Prambanan, Yogyakarta Punya Candi Gebang yang Mungil nan Indah

Unsur Ciwaistis dapat terlihat pada penggunaan motif lingga dan yoni. Unsur Budhistis terbukti dengan adanya stupa dan bunga teratai. Sedangkan unsur Indonesia, tampak pada punden berundak-undak dan tangga naik menuju moksha.

Pos terkait