TURISIAN.com – Selasa sore di Jakarta, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, meluncurkan kembali lagu bertajuk Save Our World.
Lagu yang ditulisnya pada 2010 itu kini hadir dalam versi baru—lebih megah, lebih sinematis, namun tetap menyimpan kegelisahan lama: kecemasan akan masa depan bumi.
SBY pertama kali menulis lagu itu dalam sebuah pagi yang sepi di Oslo, Norwegia.
Ia baru saja mengikuti Konferensi Perubahan Iklim. Ditemani almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono, ia menuangkan pikirannya ke dalam melodi dan lirik yang ia sebut sebagai “ekspresi hati dan rasa cemas.”
Lagu itu sempat dirilis dalam bahasa Indonesia dengan judul Untuk Bumi Kita, lalu dalam versi Inggris pada 2013 yang dinyanyikan oleh Jeffrey Pescetto.
Kini, dalam versi 2025, SBY menggandeng 35 musisi lintas generasi dan genre. Dari Titiek Puspa, Yuni Shara, Sandhy Sondoro, Saykoji, hingga talenta muda lainnya.
Tohpati didapuk sebagai penata musik, sementara sentuhan visual diberikan oleh DossGuaVA XR Studio.
Proyek ini juga melibatkan Budapest Scoring Orchestra, menghadirkan nuansa internasional yang kental. Produksinya berada di bawah naungan The Yudhoyono Institute.
“Say something and do something,” ujar SBY, tegas, dalam peluncuran.
Ia menekankan pentingnya aksi nyata dalam menjaga lingkungan hidup, bukan sekadar seruan retoris.
Respons publik pun hangat. Banyak yang memuji kemampuan SBY menjembatani dua dunia yang jarang bersinggungan: politik dan seni.
Ia tetap tampil sebagai negarawan, tetapi juga sebagai seniman yang menyimpan suara hati dalam notasi.
Video musik Save Our World versi terbaru kini tayang di kanal YouTube resmi milik SBY.
Lewat karya ini, ia mengajak publik untuk tak lagi sekadar menonton kerusakan alam, tetapi ikut menjaganya—meski hanya lewat satu tindakan kecil. ***