Jalur Perjalanan
Ada dua jalur untuk mencapai padang rumput tersebut, melalui rute Gunung Papandayan atau rute Pangalengan. Kedua jalur ini memerlukan waktu enam jam tracking melintasi gunung dan hutan dari desa terdekat.
Bila memilih jalur Papandayan maka berangkatlah dari Desa Cisurupan. Namun, jika memulai dari Pangalengan, perjalanan akan dimulai dari Desa Cibatarua. Bagi wisatawan penyuka keindahan alam, jalur Papandayan menawarkan pemandangan alam yang lebih beragam, tetapi dengan trek yang lebih terjal. Perjalanan dimulai dari Pos 1 Camp David hingga Pos 2, memakan waktu tiga jam.
Pada satu jam pertama, akan disambut tebing-tebing batu nan kokoh menjulang puluhan meter. Treknya berbatu, naik turun relatif landai. Selain itu, kawah Papandayan yang masih aktif mengeluarkan asap, menjadi pemandangan yang tak kalah indah. Bau belerang akan sangat menyengat, sehingga disarankan untuk menggunakan masker.
Setelah itu, pemandangan eksotis tebing-tebing batu berganti menjadi bentangan bukit belantara hutan. Mulai memasuki jalur Hoeberhoet, dari situ hingga pos 2 treknya naik turun, didominasi tanjakan. Trek selanjutnya akan memasuki hutan hujan yang sangat lebat selama tiga jam.
Area Hutan
Jalur hutan ini menjadi trek yang relatif landai. Hutan itu merupakan kawasan hutan lindung Papandayan. Karena itu, sebelumnya wisatawan harus mengurus SIMAKSI, Surat Izin Masuk Kawasan Hutan Konservasi.
Terdapat dua pilihan cara untuk melintasi hutan ini, menggunakan jasa pemandu lokal dengan kisaran upah seharga Rp200.000. Atau memilih jalan sendiri dengan teliti memperhatikan tanda petunjuk di hutan agar tidak tersasar. Ada petunjuk berupa ikatan tali rafia atau sayatan pada batang pohon.
Baca juga: Tempat Wisata di Seputar Jalan Siliwangi Bandung yang Menarik Dikunjungi
Hutan hujan begitu lebat, jalur akan dipenuhi pepohonan yang menjulang tinggi. Dahan-dahan yang saling menjuntai dan lumut-lumut beraneka rupa merambati batang pepohonan. Tetap waspada dan hati-hati dalam memilih pijakan.