TURISIAN.com – Pulau Penyengat adalah sebuah pulau kecil di provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini terletak pada bagian barat pulau Bintan dan berjarak sekitar 2 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota Kepulauan Riau.
Perjalanan ke Pulau Penyengat dapat di tempuh dari Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bermotor kecil. Atau warga setempat mengenalnya dengan sebutan Pompong dan hanya butuh waktu sekitar 15 menit.
Pulau Penyengat memang hanya sebuah pulau kecil dengan panjang 2 km dan lebar 1 km.
Namun pulau ini menyimpan sejarah yang penting mengenai jatuh bangunnya Kerajaan Melayu bagian selatan semenanjung tanah Melayu atau semenanjung Malaysia sekarang.
BACA JUGA: Masjid Agung Natuna, Termegah dan Terbesar di Kepulauan Riau
Sobat Turisian, kamu ingin tahu bukan sejarah apa saja yang tersimpan di pulau kecil ini ?
Inilah beberapa tempat yang merupakan peninggalan bersejarah yang sekaligus menjadi destinasi wisata bagi yang berkunjung ke pulau ini :
1. Mesjid Raya Sultan Riau
Jika kamu berkunjung ke Pulau Penyengat, pertama-tama ketika kamu tiba ke pulau ini akan menemukan sebuah mesjid yang sangat indah.
Dengan cat berwarna kuning yang letaknya tidak jauh dari dermaga Pulau Penyengat.
Itulah Mesjid Raya Sultan Riau yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang masih utuh.
Mesjid tersebut berdiri pada tahun 1803 oleh Yang Dipertuan Muda ke 7 Raja Abdul Rahman.
Menurut sejarah mesjid tersebut pembangunannya menggunakan bahan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat sedangkan catnya menggunakan kuning telur.
BACA JUGA: 5 Aktivitas Menarik Saat Liburan Seru di Desa Wisata Pulau Penyengat Kepri
Pada halaman mesjid terdapat dua buah bangunan yakni rumah Sotoh untuk musafir beristirahat dan juga sebagai tempat bermusyawarah.
Dan terdapat juga dua balai sebagai tempat menghindangkan makanan ketika ada kenduri atau hidangan untuk berbuka puasa yang disajikan oleh pengurus mesjid.
Di dalam mesjid ada terdapat dua buah Al Qur’an dengan tulisan tangan. Salah satu Al Qur ‘an tersebut merupakan goresan tangan Abbdurrahman Stambul, seorang penduduk pulau Penyengat yang pergi ke Mesir karena Kerajaan Riau Lingga untuk memperdalam ilmu agama Islam.
BACA JUGA: Pengembangan 5 DSP dan 8 KEK Pariwisata Butuh Investasi Rp 226 Triliun Lebih
Teks Gurindam Dua Belas
2. Balai Adat Melayu
Bagunan ini merupakan rumah panggung yang berhalaman luas dan menghadap ke laut.
Balai ini berfungsi sebagai tempat menyambut dan menjamu tamu-tamu penting.
Pada bagian depan sebelah kanan dan kiri terdapat teks Gurindam Dua Belas, sebuah maha karya seni sastra yang ditulis Raja Ali Haji yang sudah sangat terkenal itu.
Dalam ruangan itu terdapat pelaminan Melayu berhiaskan kain berwarna kuning dengan ciri khas adat Melayu.
Kemudian pada bagian bawah balai adat terdapat sebuah sumur yang airnya bening dan rasanya tawar.
BACA JUGA: Masjid Agung An Nur Pekanbaru Berdiri Megah Mirip Taj Mahal India
3. Komplek Istana Kantor
Ini merupakan bangunan yang sangat besar berdiri di atas lahan seluas 1 hektar dengan tembok yang tebal dan pintu gerbang pada bagian belakangnya. Dahulu Komplek Istana Kantor adalah istana untuk Kantor Pemerintahan Kerajaan Riau pertama kalinya pada masa pemerintahan Yang DiPertuan Muda VIII Raja Ali (1844 – 1857).
4. Benteng Pertahanan Bukit Kursi
Benteng ini merupakan bekas benteng pertahanan bangsa Melayu saat melawan Belanda. Berdiri pada masa pemerintahan Raja Haji. Bangunan ini sudah tidak terlihat lagi kecuali parit parit pertahanan dan sejumlah meriam.
BACA JUGA: 15 Tempat Kuliner di Bandung Buat Pilihan Saat Liburan Nanti
Pujangga terkenal sekaligus ulama besar
5. Gedung Mesiu
Gedung ini merupakan gedung untuk menyimpan mesiu. Bangunan berwarna kuning ini pembuatannya menggunakan beton dan dinding yang ketebalannya melebihi ketebalan bangunan biasa.
Hal ini bertujuan untuk menjaga bubuk mesiu yang tersimpan agar tetap memiliki kualitas bagus.
Terdapat dua buah jendela kecil yang dipasang jeruji besi agar cahaya dapat masuk ke ruangan tersebut.
6. Komplek Pemakaman Raja Ali Haji
Raja Ali Haji adalah tokoh dari Pulau Penyengat yang sangat terkenal. Beliau adalah seorang pujangga, ulama dan juga pahlawan nasional.
Komplek Pemakaman Raja Ali Haji terletak pada kaki bukit kecil yang sekelilingnya terdapat pohon-pohon yang rindang. Ada beberapa bangunan sekitar komplek pemakamam tersebut, seperti sebuah mesjid kecil , berkubah dan bermihrab.
BACA JUGA: Berselancar di Sungai Kampar, Unik Juga Mendebarkan
Pada bangunan utama terdapat cuplikan “Gurindam Dua Belas” sebuah karya sastra yang penciptanya Raja Ali Haji yang berbentuk puisi lama, yang isinya banyak mengandung nasihat.
Ok, Guys. Itulah beberapa situs peninggalan sejarah Kerajaan Melayu yang masih tersisa saat ini di Pulau Penyengat.
Bagaimana, Sobat Turisian? Jika kamu berkunjung ke Kepulauan Riau jangan lewatkan untuk mampir ke Pulau Penyengat.
Kamu pasti akan terkesan dan takjub dengan jejak-jejak yang tersisa dari kebesaran Kerajaan Melayu di masa silam tersebut. ***