Reyog Ponorogo, Perjuangan Panjang yang Berbuah Pengakuan Dunia

Reyog Ponorogo
Penampilan seni Reyog Ponorogo. Kesenian tradisional ini akhirnya resmi menorehkan namanya di daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Instagram/@reyog.ponorogo)

TURISIAN.com – Setelah melalui perjalanan panjang penuh liku, Reyog Ponorogo akhirnya resmi menorehkan namanya di daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Pengakuan ini diputuskan dalam Sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay, 3 Desember 2024.

Sebuah kemenangan yang menjadi cerminan kegigihan masyarakat Ponorogo dalam melestarikan warisan leluhur mereka.

Dalam syukuran yang digelar di Jakarta, Sabtu 11 Januari 2025, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.

“Alhamdulillah, ini berkat perjuangan seluruh masyarakat dan pegiat seni budaya. Reyog Ponorogo kini resmi diakui dunia,” ujar Susiwijono penuh haru.

Perjalanan menuju pengakuan ini memang tak mudah. Upaya mendaftarkan Reyog ke UNESCO telah dimulai sejak bertahun-tahun lalu.

BACA JUGA: Sumbu Filosofi Yogyakarta Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO

Namun, berbagai kendala membuat prosesnya tertunda.

“Sebenarnya, penetapan ini sudah diharapkan terjadi dua tahun lalu, tetapi berbagai hal membuat kita harus bersabar hingga akhirnya berhasil di akhir 2024,” tambahnya.

Sementara itu, pengakuan UNESCO ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi tantangan baru untuk memastikan keberlanjutan seni tradisional ini.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo, di bawah pimpinan Bupati Sugiri Sancoko, merencanakan pembangunan Monumen Reyog Ponorogo sebagai langkah nyata pelestarian.

Monumen ini tak hanya menjadi simbol kebanggaan, tetapi juga dirancang sebagai pusat edukasi dan wisata budaya.

Harapan besar kini disematkan kepada generasi muda. Mereka diharapkan lebih aktif terlibat dalam melestarikan Reyog Ponorogo.

Hal ini, agar seni ini tetap hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.

Dengan pengakuan dunia di tangan, tugas berikutnya adalah menjaga warisan ini tetap gemilang untuk generasi mendatang. ***

Pos terkait