TURISIAN.com – Desa Wisata Blimbingsari merupakan destinasi wisata rohani di Kabupaten Jembrana dengan sentuhan akulturasi budaya Bali. Di objek wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) ini, Sobat Turisian bisa menikmati suasana asri dengan ornamen-ornamen bangunan bercorak khas Pulau Dewata yang tampak indah.
Tempat ini terkenal sebagai daerah tujuan wisata rohani dengan akulturasi budaya Bali dalam kehidupan masyarakat yang menganut agama Kristen. Hal inilah yang menjadi daya tarik wisata di Blimbingsari. Ikon utama pariwisatanya berupa bangunan gereja yang memiliki ciri khas arsitektur Bali.
Uniknya gereja di sini mendapat julukan “Pura Gereja” atau Kuil Gereja. Bahkan kerennya lagi, sudah mendapat pengakuan dari World Church Council sebagai salah satu gereja paling unik di dunia.
Meski penduduk Desa Wisata Blimbingsari mayoritas beragama Kristen, tetapi nuansa dan budaya Bali masih terasa kental di sini. Termasuk juga dua buah bangunan gereja yang berdiri megah di desa ini menggunakan ornamen lokal yang mencirikan budaya Bali.
Keistimewaan tersebut, tentu tidak akan Sobat Turisian temukan di kawasan lainnya. Untuk itulah dua buah gereja yang terdapat di desa ini yaitu Gereja Pniel di Banjar Blimbingsari dan Gereja Imanuel di Banjar Ambyarsari menjadi tujuan wisata.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kesenian Jegog Jembrana Bali
Tampak ukiran-ukiran khas tradisional Bali terpatri indah pada bangunan gereja tersebut. Bangunan Bali Kulkul yang menjadi ciri khas pura di Bali, juga bisa Sobat Turisian temukan di setiap bangunan gereja di Desa Wisata Blimbingsari.
Kulkul itu merupakan sebatang kayu yang di tengahnya terdapat lubang. Kemudian menggantung pada sebuah bangunan yang bernama Bale kulkul. Kulkul tersebut dapat berbunyi dengan cara dipukul untuk memanggil umat datang beribadah.
Bangunan gereja yang mengadopsi desain bangunan pura tersebut terlihat unik dan menarik. Sehingga banyak masyarakat di desa ini menyebutnya sebagai Pura Gereja.
Keunikan Lain di Desa Wisata Blimbingsari Bali
Hal unik lainnya, penamaan warga setempat tetap menggunakan nama ciri khas Bali. Seperti Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut, yang merupakan ciri khas penduduk Bali pada umumnya.
Belum lagi saat hari-hari besar warga Kristen, umat antusias memasang penjor yang biasanya warga Hindu lakukan saat Hari Raya Galungan atau pun hari besar lainya pada sebuah pura. Hal ini tentu menjadi pemandangan menarik, semua dalam balutan alam Bali yang kental dan meriah.
Baca juga: Menikmati View Keindahan Alam dari Ketinggian di Puncak JR Jembrana
Kemudian umat Kristen di Desa Wisata Blimbingsari ini juga memakai pakaian adat Bali yang khas dengan kamben, udeng, dan bagi perempuan mengenakan kebaya. Begitu pula pendeta saat memimpin kebaktian, menggunakan bahasa Bali.
Gamelan khas Bali juga mereka gunakan sebagai musik untuk mengiringi puji-pujian kepada Tuhan. Semua yang tersaji di Desa Wisata Blimbingsari tentu menjadi pemandangan menarik yang mesti Sobat Turisian nikmati.
Perkembangan sebagai Desa Wisata
Dalam perkembangannya sebagai desa wisata, sekarang ini banyak wisatawan yang berkunjung baik itu wisatawan asing maupun domestik. Tersedia berbagai sarana terutama akomodasi hotel, seperti homestay sebagai tempat menginap ketika liburan di kawasan pariwisata Bali Barat.
Hal lain yang bisa Sobat Turisian nikmati di Desa Wisata Blimbingsari, yaitu sajian keindahan alam pedesaan dengan akulturasi budaya unik antara Kristen dan Hindu. Suasana alamnya yang tenang, jauh dari keramaian perkotaan dan penduduknya yang ramah, membuat desa ini penuh kedamaian.
Baca juga: Pura Rambut Siwi, Wisata Religi Bali dengan Sajian Panorama Samudra Hindia
Tambah lagi dengan bangunan-bangunan tempat suci yang ada di desa ini, sungguh menyuguhkan pemandangan yang unik dan indah. Sehingga desa ini pun sangat tepat buat Sobat Turisian yang ingin refreshing dan healing melepas kepenatan.
Lokasi Desa Wisata Blimbingsari
Desa wisata yang satu ini terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Berjarak sekitar 120 km dari Kota Denpasar, sedangkan jarak dari ibu kota Jembrana yaitu Negara sekitar 24 km. Serta 15 km dari Pelabuhan Gilimanuk.