TURISIAN.com – Masyarakat Tionghoa di seluruh dunia dan khususnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, bikin heboh dengan Perayaan Hari Bakcang (Bacang).
Sebuah tradisi tahunan yang selalu digelar. Pastinya, masyarakat setempat antusias banget dan bahkan bisa jadi daya tarik wisata lho!
Nah, menurut Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, dia optimis kalau budaya ini diolah dengan keren, makin tahun makin banyak yang penasaran dan bakal jadi agenda wisata di Kota Pontianak. Keren kan?
Bakcang itu sendiri tuh makanan tradisional dari masyarakat Tionghoa yang punya Hari Bakcang sendiri. Jadi, makanannya tuh terbuat dari beras ketan yang diisi daging.
BACA JUGA: Menyusuri Kekayaan Rupa dan Istana Keraton Kadariah Pontianak
Atau ayam cincang yang udah dibumbuin. Katanya, makanan ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou.
Konon, menurut cerita legenda, bakcang ini dibuat karena rakyat simpati sama Qu Yuan yang bunuh diri dengan loncat ke sungai Miluo.
Waktu itu, orang-orang melempar bakcang ke sungai supaya binatang air nggak makan jasad Qu Yuan. Dan malah makan bakcang yang dilempar. Keren banget ceritanya, kan?
Pada kesempatan acara ini, Edi juga ikutan lempar bakcang dari atas kapal bareng tamu undangan lainnya. Nah, bakcang yang dilempar ke sungai kadang-kadang disambut. Terutama, sama orang-orang yang lagi mandi di sungai yang mengelilingi kapal wisata. Seru banget!
BACA JUGA: Yuk Cobain Pacri Nanas, Gulai Isi Buah Nanas Khas Pontianak!
Menjalin Interaksi Antar Masyarakat
Menurut Edi, budaya Tionghoa dalam perayaan Hari Bakcang ini tuh patut banget dijaga dan dilestarikan karena jadi bagian dari budaya khas Kota Pontianak.
Meskipun budaya ini udah lama, tapi masih dijalankan sama warga Tionghoa di kota ini.
Dia berharap banget, budaya ini bisa jadi inspirasi dan bermanfaat buat menjalin interaksi antar masyarakat dan bikin mereka semakin akrab satu sama lain. Keren, kan?
Nggak cuma itu, perayaan bakcang ini juga berdampak positif buat perekonomian di Kota Pontianak. Keren, kan?
BACA JUGA: Hudoq, Tarian Mistis Penuh Makna Khas Suku Dayak Kalimantan Timur
Warga Tionghoa yang mau mandi di Sungai Kapuas, ada yang nyewa perahu motor air sebagai transportasi. Jadi, ada peningkatan aktivitas ekonomi di daerah sana.
Nggak heran sih, Edi yakin banget perayaan bakcang ini bisa jadi daya tarik wisata yang menarik minat orang-orang yang pengen liat langsung. Apalagi kalo ada tamu dari luar Pontianak, pasti tambah seru!
Majelis Adat Budaya Tionghoa
Jadi, di Kota Pontianak, perayaan Hari Bakcang diadain oleh Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak di atas kapal wisata di tepi Sungai Kapuas. Acaranya dimulai dengan lempar-lempar bakcang ke Sungai Kapuas.
BACA JUGA:6 Danau Keren di Indonesia, Airnya Sebening Kaca Lho
Tradisi ini juga dikenal dengan nama tradisi mandi Peh Cun yang dilaksanakan pas tengah hari. Muulai dari jam 10 pagi sampai jam 12 siang, waktu matahari lagi tepat di atas kepala.
Bacang atau Bakcang itu adalah makanan khas dari masyarakat Tionghoa yang artinya isinya ada daging.
Jadi, makanan ini terbuat dari beras ketan sebagai bahan utamanya. Ttrus diisi dengan daging babi, jamur shiitake, kuning telur asin, seledri, dan jahe.
Tapi di sini ada twist-nya, buat yang pengen cicipin makanan khas Tionghoa ini tapi halal. Isian dagingnya diganti dengan daging ayam supaya bisa dinikmati tanpa khawatir.
BACA JUGA: Bandara Samarinda Tambah Tiga Penerbangan Setiap Hari
Makanya, cocok banget buat semua orang, kan?
Yang seru lagi, makanan bacang ini dibagikan secara gratis lho! Pada Juni 2022, Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, ngasih 50.000 bungkus bacang ke masyarakat setempat dalam acara Festival Kue Bacang Singkawang 2020.
Kota Singkawang
Kepala Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, ngomong kalo mereka mau berbagi kebahagiaan dengan ngasih bacang sebanyak itu ke masyarakat, apalagi kondisinya lagi pandemi COVID-19.
Tentunya festival ini dijalankan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
BACA JUGA: Melancong ke Tanjung Bajau Singkawang yang Memukau
Acara festival ini bisa terlaksana berkat kerja sama dan dukungan dari 14 perkumpulan organisasi di Kalimantan Barat yang gabung jadi satu panitia.
Mereka ngelakuin ini semua buat memperkenalkan budaya khas Kota Singkawang, buat berbagi kasih sama masyarakat, dan tentunya juga buat promosi pariwisata di sana.
Jadi, intinya, perayaan Hari Bakcang ini tuh seru banget dan punya dampak yang positif buat masyarakat dan perekonomian di Kota Pontianak dan Singkawang.
Selain itu, budaya ini juga bisa jadi daya tarik wisata yang menarik banget buat orang-orang dari dalam maupun luar daerah. Gimana, tertarik buat ikutan perayaannya? ***