TURISIAN.com – Para delegasi yang mengikuti ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 mendapat kesempatan untuk mengunjungi wisata tematik Candi Borobudur.
Sebanyak 22 orang dari negara anggota ASEAN, negara mitra seperti ASEAN Plus Three, India, Rusia, ASEAN NTO’s diajak melakukan sejumlah aktivitas menarik.
Mereka juga diberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam, budaya, serta kuliner yang ada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur.
Perjalanan wisata ini mengambil tema “Borobudur Trail of Civilization” (BToC) yang terinspirasi dari kisah relief Candi Borobudur, candi Budha terbesar di dunia.
BACA JUGA: Dinas Pariwisata Gununungkidul Terjunkan Dua Tim Gaet Wisman di Ajang ATF 2023
Kegiatan itu menjadi penanda bahwa rangkaian ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang berlangsung pada 2 hingga 5 Februari 2023 di Yogyakarta telah memasuki hari terakhir.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara Technical Tour in Collaboration with Traveloka, di Candi Borobudur, Magelang, Minggu (5/2/2023) menyampaikan apresiasi kepada Traveloka.
Perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring ini secara khusus mengakomodir perjalanan wisata tematik bari para delegasi ATF 2023.
“Ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, kaya akan sejarah dan kisah dari relief Candi Borobudur,” kata Sandiaga.
BACA JUGA: Tiket Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Bisa Dibeli di Platform Ini
Borobudur Trail of Civilization sendiri merupakan pola perjalanan wisata tematik yang digagas oleh Kemenparekraf.
BToC memiliki sembilan paket tur yang terinspirasi dari interpretasi yang ada pada relief Candi Borobudur.
Kali ini, Kemenparekraf bersama Traveloka membawa para delegasi untuk merasakan langsung pengalaman.
Borobudur Trail of Civilization
Terutsama, dalam menjajal tiga dari sembilan paket tur yang ada dalam Borobudur Trail of Civilization.
Diantaranya, wisata kebugaran, kerajinan tangan atau handy craft, serta menggali jejak peradaban melalui musik dan seni karawitan sebagai salah satu unsur budaya Jawa yang dimiliki nusantara.
BACA JUGA: Berburu Spot Foto Kece di Bukit Barede Magelang, Dekat Candi Borobudur
“Inisiatif ini bertujuan untuk menggabungkan pengalaman dan pengetahuan mengenai Candi Borobudur. Dan sekaligus mempromosikkan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan inklusif di kawasan Borobudur,” papar Sandiaga.
Mengapa inklusif? Karena melibatkan masyarakat sekitar. Juga menyentuh segala aspek mulai dari ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya.
“Kehadiran BToC membuat perjalanan wisata semakin menyenangkan sekaligus melestarikan warisan budaya Borobudur,” ungkapnya.
Agenda BToC diawali dengan melakukan rangkaian gerakan yoga guna menjaga tubuh dan jiwa agar tetap sehat dan bugar.
BACA JUGA: Pengunjung Candi Borobudur Membludak, BTOC Berlakukan Sistem ini
Puncak Bukit Dagi
Yoga juga mengajarkan cara mengelola serenity and spirituality saat melihat langsung kemegahan Candi Borbudur dari Puncak Bukit Dagi. Suasana yoga semakin sejuk karena dikelilingi pohon pinus.
Para delegasi sangat antusias melakukan seluruh gerakan yoga yang diperagakan oleh instruktur.
Karena beberapa delegasi yang hadir mengaku belum pernah melakukan yoga sebelumnya. Seperti delegasi dari Laos dan Vietnam.
Usai yoga, delegasi mengistirahatkan diri sambil menikmati menu sarapan bergaya piknik dan cerita peradaban yang ada pada relief Borobudur.
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan Naik 1000 Orang Selama Event Borobudur Marathon
Santap pagi terasa lebih istimewa karena dimanjakan dengan panorama Candi Borobudur yang diselimuti oleh kabut.
Kemudian Menparekraf Sandiaga dan para delegasi bergerak menuju Balkondes Majaksingi untuk melanjutkan aktivitas berikutnya.
Yakni pijat tradisional dan refleksi sambil mencicipi aneka minuman herbal.
Di lokasi ini juga dihadirkan sejumlah workshop yang memperkaya pengalaman delegasi selama berada di Indonesia.
Mulai dari membatik, membuat gerabah, hingga anyaman bambu.
BACA JUGA: Borobudur Marathon Elite Race 2022 Lahirkan ‘Personal Best’, Ini Dia
Yang menarik juga para delegasi diajak untuk mencoba permainan tradisional gangsing dan kitiran yang terbuat dari bambu. Mereka pun sangat antusias bermain bersama.
Sensasi berbeda dirasakan delegasi ketika diajak berkeliling desa di sekitar wilayah Borobudur yang eksotis dengan VW Cabrio.
Ini menjadi atraksi wisata yang sayang jika dilewatkan. Pemandangan hamparan sawah dengan latar belakang Bukit Menoreh. Serta Gunung Merapi membuat siapapun yang melihat terpesona dengan keindahannya.
Agenda ditutup dengan kunjungan ke Candi Borobudur. Perasaan takjub terlihat dari mimik wajah tiap delegasi. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen tersebut di gawai masing-masing. ***