Mengenal Buya Sabe, Kain Tenun Khas Donggala dengan Ciri Khas Warna Gelap

Buya Sabe Donggala
Proses pembuatan Buya Sabe Donggala.

TURISIAN.com – Indonesia kaya akan kain tenun tradisional yang tersebar di berbagai daerah dengan berbagai ciri khas tersendiri. Salah satu yang bisa Sobat Turisian kenali yaitu Buya Sabe, kain tenun khas Donggala, Sulawesi Tengah.

Penamaaan kain tenun khas ini berasal dari Bahasa Kaili, suku yang ada di Kabupaten Donggala. Arti dari Buya Sabe adalah kain sutra. Dengan ciri khas tekstur kain yang agak kaku dengan warna-warna gelap. Seperti warna ungu tua, merah hati, hitam, dan biru tua.

Semula, hanya kalangan bangsawan yang boleh memakai kain tenun Buya Sabe ini. Karena mereka menganggapnya sebagai kain yang mewah. Namun sekarang, kain tradisional khas Donggala tersebut biasa masyarakat lokal pakai sebagai pakaian resmi untuk pesta dan upacara kematian. Bahkan ada juga yang memakainya untuk pakaian sehari-hari.

Mengutip dari laman Dispar Kabupaten Donggala, satu lembar kain Buya Sabe per helainya berukuran 2,5 meter x 1 meter. Harga kain ini biasanya di kisaran dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

Tingginya harga jual kain tenun Buya Sabe karena coraknya yang masih asli dan pembuatannya memakan waktu lama. Dapat menghabiskan waktu sampai dua bulan untuk satu lembar kain tenun yang satu ini.

Baca juga: Batik yang Dipakai Elon Musk Berasal dari Donggala, Ini Jenis Motifnya

Selain itu, kain tenun ini juga merupakan karya asli buatan tangan para pengrajin tenun di Donggala. Dalam pembutannya, mereka masih melakukannya secara tradisional, warisan para leluhur.

Ragam Motif Buya Sabe Donggala

Dari segi motif, kain tenun  khas tersebut mayoritas menggambarkan keindahan alam Donggala. Terdapat beberapa jenis kain tenun buatan pengrajin tenun Donggala ini.

Motif atau corak paling terkenal dari Buya Sabe, di antaranya Buya Bomba dengan motif bunga-bunga. Corak atau motif ini menunjukkan sisi kain yang anggun dengan perpaduan warna yang berani.

Corak lainnya, ada motif Pelekat Garusu, Buya Sura, Buya Subi, Bomba Kota. Serta Buya Awi yang polos dan biasa masyarakat gunakan untuk alas meja.

Di samping paling populer, motif Buya Bomba termasuk yang paling sulit pembuatannya. Harganya pun paling mahal di antara dengan kain tenun Donggala jenis yang lainnya.

Kalau Sobat Turisian tertarik melihat langsung proses pembuatan Buya Sabe, bisa datang ke beberapa desa di Donggala. Sebagian besar masyarakat desa tersebut berprofesi sebagai penenun kain.

Baca juga: Liburan ke Pantai Tanjung Karang Donggala yang Indah dan Menyenangkan

Desa-desa tersebut antara lain Desa Limbo Ro, Desa Towale, Desa Salubomba di Kecamatan Banawa Tengah. Kemudian ada Desa Tosale di Kecamatan Banawa Selatan; dan Desa Wani di Kecamatan Tanantovea.*

 

 

Sumber & Foto: Disbudpar Donggala

Pos terkait