Wisatawan Dari Australia Tujuan Bali Beralih ke Thailand, Ini Penyebabnya

Wisatawan dari Australia
Ilustrasi. Jadwal penerbangan internasional ke Bandara I Gusti Ngurah Rai. Foto: iStock

TURISIAN.com – Wisatawan dari Australia tujuan Bali beralih ke Thailand. Mereka memilih destinasi Phuket, Pataya dan beberapa lokasi lainnya yang memang tak kalah menariknuya dari Pulau Dewata.

Mengenai hal ini, Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengungkapkan bahwa salah satu penyebab mereka beralih karena mahalnya tiket pesawat.

Tiket pesawat dari Australia menuju Phuket, Thailand lebih murah daripada Sydney ke Bali. Meskipun dari segi lama perjalanan Pulau Dewata masih menang.

“Kurang lebih harga tiket lebih setengahnya naik. Karena tiket Sydney ke Bali 1.500 AUD sekarang dari Sydney ke Phuket bisa setengahnya. Hanya, 700-800 AUD. Jadi kalau harganya sekarang Rp7 juta ke Bali itu masih mahal. Normalnya Rp3-4 juta sebelum naik,” kata Bagus Agung seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Selasa 20 September 2022.

BACA JUGA: Maskapai AirAsia Indonesia Kembali Layani Penerbangan ke Labuan Bajo

Bagus pun menilai masalah tiket pesawat ini menjadi penghambat pemulihan pariwisata Bali ditengah upaya bangkit kembali setelah hantaman pandemi Covid-19.

“Salah satu yang menghambat kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali adalah harga tiket yang mahal, “ kata Bagus.

“Gubernur sebagai kepala daerah menyampaikan usulan ke Menteri Perhubungan agar harga tiket turun dan semoga ini bisa terealisasi,” sambungnya.

Wisatawan Dari Australia Berkurang

Dari pantauannya, salah satu imbas dari harga tiket mahal adalah berkurangnya wisatawan mancanegara dari Australia yang justru beralih ke Thailand.

Tiket pesawat dari Australia menuju Phuket, Thailand lebih murah daripada Sydney ke Bali. Meskipun dari segi lama perjalanan Pulau Dewata masih menang.

BACA JUGA: Car Free Day Bali Aktif Lagi, Langsung Diserbu Ribuan Pengunjung  

“Kurang lebih harga tiket lebih setengahnya naik. Karena tiket Sydney ke Bali 1.500 AUD. Sedangkan, dari Sydney ke Phuket bisa setengahnya, yakni 700-800 AUD,” paparnya.

Jadi kalau harganya sekarang Rp7 juta ke Bali itu masih mahal. Normalnya Rp3-4 juta sebelum naik.

Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster pada Senin (19/9) menyampaikan bahwa telah mengusulkan kepada Menhub agar menambah jumlah penerbangan menuju Bali sehingga dapat menurunkan harga tiket dan wisatawan bertambah.

Target 3 Juta Kunjungan

Bagus Agung akhirnya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 2 juta hingga akhir tahun. Sementara pusat menargetkan 3 juta kunjungan.

BACA JUGA: Maskapai Asing Ramai-ramai Buka Rute ke Indonesia

“Kita optimis 2 juta wisatawan bisa masuk sebelum China masuk. Kalau China masuk 3 juta bisa tercapai. Kalau tahun ini kan tinggal beberapa bulan saja. Karena rata-rata 10 ribu satu hari dikalikan 300 penerbangan kurang lebih seperti itu,” kata Bagus Agung.

Pihaknya berharap adanya dukungan penambahan maskapai salah satunya milik Indonesia yaitu maskapai Garuda.

Ia menilai apabila adanya pertambahan penerbangan dari Garuda maka kondisi Bali akan cepat normal seperti Thailand.

BACA JUGA: Sumbar Ingin Seperti Bali, Wagub Audy Bawa Rombongan ke Kuta

Sementara itu hingga saat ini Bali sebagai daerah dengan 54 persen perekonomian bergantung dari sektor pariwisata masih dalam tahap pemulihan akibat dua tahun pandemi COVID-19.

Gubernur Wayan Koster menyampaikan bahwa pertumbuhan negatif dialami Bali ada tahun 2020 yang mencapai -9,31 persen.

Sebagai yang tertinggi di Indonesia, kemudian membaik pada 2021 menjadi -2,47 persen.

Pertumbuhan positif baru Bali sangat terasa pada Maret 2022 sejak  gerbang internasional melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai buka kembali.

Yaitu pertumbuhan ekonomi naik menjadi +1,46 persen, dilanjutkan pada triwulan kedua +3,04 persen. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait