Mengunjungi Vihara Avalokitesvara, Situs Oriental di Banten Lama

Vihara Avalokitesvara
Vihara Avalokitesvara yang terletak di Kasemen Banten Lama, Kota Serang ini terus dibanjiri pengunjung dari berbagai kota dan negara. Foto-foto: Dok. Turisian.com
Vihara

Berbagai wisatawan datang untuk mengunjungi vihara monumental ini.

Vihara-2

Tak sedikit pengunjung, sekaligus melakukan persembahyangan.

Vihara-3

Pengunjung sedang berdoa di Vihara.

Vihara-4

Sebuah lorong yang juga menampilkan relief.

Vihara-5

Beberapa relief bisa disaksikan dalam Vihara Avalokitesvara.

Vihara Vihara-2 Vihara-3 Vihara-4 Vihara-5

TURISIAN.com – Inilah vihara tertua di Provinsi Banten. Namanya Vihara Avalokitesvara, terletak di Kasemen Banten Lama, Kota Serang, sekira 15 kilometer arah utara.

Pada  kawasan ini, tepat di seberang vihara, membentang sisa reruntuhan benteng Spellwijk peninggalan pemerintah kolonial Belanda.

Terdapat banyak kisah atau sejarah yang melekat pada vihara yang namanya berasal dari nama seorang Buddha tersebut.

Meski berada pada kawasan masyarakat muslim Banten yang agamis, vihara dengan bangunan khas oriental ini tetap terjaga.

BACA JUGA: Curug Cigumawang Banten, Tempat Asik Buat Nikmati Kesejukan dan Ketenangan

Kesultanan Banten

Hal itu menunjukkan toleransi antarumat beragama terpupuk sudah lama. Sejak Kesultanan Banten berjaya hingga sekarang.

Pada saat perayaan Tahun Baru  Januari lalu, tak hanya penuh oleh umat yang beribadah tetapi vihara juga banyak kunjungan wisatawan berbeda agama.

Bukan hanya menjadi tempat beribadah umat Buddha dan penganut kepercayaan Kong Hu Cu dan Taoisme.

Wisatawan beragama lain pun boleh berkunjung dan melihat dari dekat bangunan oriental yang masuk dalam daftar cagar budaya ini.

BACA JUGA: Kesenian Bantengan Khas Mojokerto yang Unik dan Menarik

Vihara Avalokitesvara nampak anggun, klasik dan megah. Dua buah patung naga menyambut sesiapa saja yang datang di pintu gerbang bagian atas.

Bangunan didominasi warna merah dan emas serta sedikit biru muda.

Berdiri di atas luas area mencapai 10 hektar, vihara ini dibangun pada tahun 1652. Yaitu pada masa emas Kerajaan Banten saat dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa.

Konon, pembangunannya berkaitan erat oleh adanya peran Syarif Hidayatullah yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

BACA JUGA: Yuk Wisata ke Tahura Banten Buat Healing di Akhir Pekan!

Pada bagian dalam terdapat altar dengan patung Dewi Kwam Im. Sementara bagian samping altar tersebut, ada tiang batu berukir naga yang menopang bangunan utama.

Pada salah satu bagian vihara, yakni koridor yang menghubungkan tempat beribadah, terdapat relif yang mengisahkan banyak hal. Antara lain tentang kegiatan beribadah.

Ada juga yang mengisahkan vihara ini pernah menjadi tempat berlindung saat terjadi tsunami dan letusan Gunung Krakatau pada 1883. ***

 

Pos terkait