TURISIAN.com – Penjelajahan menyusuri gua menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi sebagian orang. Terlebih jika di dalamnya menyimpan hal menarik seperti lukisan purba. Nah kalau Sobat Turisian ingin mencoba menyusuri gua dengan lukisan purba di dindingnya, bisa datang ke Gua Liangkobori di Kabupaten Muna.
Lokasi gua ini terletak di Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Menariknya, di desa tersebut terdapat puluhan gua dan ceruk yang memiliki lukisan purba. Hal itu sebagai bukti sejarah peradaban masyarakat Muna di zaman pra sejarah.
Ada dua cara untuk Sobat Turisian bisa berkunjung ke Gua Liangkobori. Pertama, dengan Kapal Laut dari Pelabuhan Nusantara Kendari menuju Pelabuhan Raha di Pulau Muna. Waktu tempuhnya selama 3 jam.
Cara kedua, Sobat Turisian dapat memilih via udara dengan penerbangan dari Bandara Halu Oleo Kendari menuju Bandara Sugimanuru di Kabupaten Muna Barat. Durasi perjalanannya sekitar 40 menit, lalu lanjut perjalanan darat menuju Desa Liangkobori dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Kawasan situs pra sejarah Liangkobori
Begitu tiba di lokasi, Sobat Turisian bisa bertemu juru kunci atau pemandu wisata. Mereka akan dengan senang hati memberikan informasi terkait situs Gua Liangkabori ini. Di luar itu, kalian juga bisa menikmati banyak hal yang seru di kawasan gua.
Tak hanya soal wisata sejarah namun bentangan alamnya yang sangat indah. Objek wisata Sultra ini pun mempunyai beberapa gazebo menarik sebagai penunjang wisata dan replika rumah adat dengan jalan setapak sebagai penghubung.
Tampak perbukitan karst menjuntai di sisi kiri dan kanan jalan menuju gua situs sejarah tersebut. Ada juga pemandangan ladang jagung di bawahnya. Membuat perjalanan semakin berkesan dan terasa singkat.
Baca juga: Danau Napabale Kabupaten Muna yang Memesona dan Berair Asin
Di antara deretan puluhan gua di kawasan situs pra sejarah Muna ini, ada Gua Liangkobori dan Metanduno yang paling banyak wisatawan kunjungi. Salah satu faktornya karena gua tersebut berada di pinggir jalan.
Sobat Turisian akan merasakan sensasi yang berbeda saat mulai memasuki mulut gua. Berupa rongga besar dengan tinggi berkisar 4 meter dan lebar 20 meter. Terlihat sejumlah ornamen gua berupa stalaktit dan stalakmit membentuk ruang gua yang sangat unik.
Ada juga pemandangan tetesan air merembes di bebatuan yang berlumut hijau, tak sedikit pula kelelawar menggelantung di langit-langit gua. Bahkan tak jarang Sobat Turisian akan menemukan jejak kulit ular.
Lukisan Purba di Dinding Gua Liangkobori
Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan, ada sedikitnya 222 buah gambar purba di dinding gua. Baik yang utuh, tidak utuh, tidak dapat teridentifikasi atau dikenali pada Gua Liangkobori.
Dari jumlah tersebut, sekitar 130 jenis lukisan menggambarkan aktivitas masyarakat Muna zaman purba. Seperti gambar bercocok tanam, beternak, berburu, dan berperang. Selain itu, ada pula gambar matahari, pohon kelapa, gajah, burung, lipan, kuda, rusa, kura-kura dan jenis lainnya.
Di situs purba ini, ada hal menarik yang telah mendunia, yakni pada salah satu tebing ketinggian 30 meter terdapat Gua Sugi Patani. Di dalamnya terdapat lukisan layang-layang purba yang dalam produk kebudayaan orang Muna terkenal dengan sebutan Layang-Layang Kolope, atau dalam bahasa lokal sebutannya Kaghati Kolope.
Layang-layang itu terbuat dari bahan-bahan alami, yaitu daun umbi hutan yang bernama kolope. Sedangkan tali untuk menerbangkan layang-layangnya berasal dari serat nanas hutan yang dipilin.
Baca juga: Museum Bharugano Wuna, Wisata Edukasi Menarik di Pulau Muna Sulawesi Tenggara
Berdasarkan hasil penelitian, lukisan layang-layang di Muna tersebut telah ada sejak periode Mesolitikum, atau sekitar 9.000-9.500 tahun sebelum Masehi. Peneliti asal Jerman bernama Wolfgang Bieck pun membuktikan bahwa layang-layang pertama di dunia berasal dari Pulau Muna. Wah keren banget ya, Sobat Turisian! Makin penasaran melihat langsung nih!*