Mengenal Maen Jaran, Tradisi Pacuan Kuda Masyarakat Sumbawa

Maen Jaran Sumbawa
Maen Jaran Sumbawa. (Source: indonesia.travel)

TURISIAN.com – Maen Jaran atau tradisi pacuan kuda Sumbawa merupakan permainan tradisional yang sangat digemari oleh penduduk lokal di sana. Tak hanya sebagai atraksi hiburan, tapi juga menjadi ajang meningkatkan harga jual kuda, karena kuda yang biasanya menjadi pemenang harga jualnya tinggi. Harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Sejarah tradisi Maen Jaran Sumbawa berawal pada zaman kolonial Belanda yang hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat Sumbawa. Namun ada perbedaan sedikit antara maen jaran pada zaman kolonial Belanda dengan sekarang. Terutama pada aturan permainannya.

Kala itu tidak ada aturan baku, hanya bagi siapa pun yang mempunyai kuda yang besar dan siap untuk diadu kecepatannya itulah yang tampil. Lalu arenanya pun di tanah lapang yang tidak dibuatkan arena khusus. Begitu pula dengan atribut-atribut yang kuda maupun para joki pakai sangat sederhana dan masih belum memperhatikan keselamatan kuda dan jokinya.

Sesuai dengan perkembangan zaman, Maen Jaran Sumbawa pun ikut berkembang. Permainan ini masih bisa Sobat Turisian lihat sampai sekarang yang dilakukan masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Atribut Kuda Pacu & Joki Maen Jaran Sumbawa

Dari atribut kuda-kuda pacu dan para joki pun sudah memperhatikan keselamatan. Ada hiasan-hiasan di kuda pacunya yang terbuat dari benang woll dan bahan lainnya.

Beberapa atribut kuda pacu saat melakoni tradisi pacuan kuda tersebut, antara lain:

  • Jombe, atribut yang terbuat tali (benang wol) dengan berbagai macam pernak pernik. Pemasangannya di muka dan leher kuda.
  • Tali kancing, merupakan tali yang terikat dan pemasangannya di dalam mulut kuda. Berguna pada saat pelepasan.
  • Kili, merupakan kawat buatan berbentuk angka delapan sebagai penyambung tali pengendali dengan rantai yang ada di mulut kuda.
  • Lapek, merupakan alas tempat duduk joki yang letaknya pada punggung kuda dan terbuat dari alang-alang dan atau daun pisang kering.

Baca juga: Pulau Moyo Sumbawa, Destinasi “Great Escape” Selebritas Dunia Seperti Lady Diana

Sementara untuk atribut para joki, sekarang juga sudah memperhatikan tingkat keselamatan. Berikut ini, sejumlah atribut para joki dalam Maen Jaran di Sumbawa!

  • Helem digunakan sebagai pelindung kepala dan berfungsi sebagai untuk mengurangi cidera dari joki apabila terjatuh.
  • Baju kaos berlengan panjang dan celana panjang.
  • Ketopong digunakn sebagai sarung kepala digunakan sebelum memakai helem.
  • Cambuk biasanya terbuat dari kayu rotan.
  • Baju ban (baju rompi) yang memiliki nomor sebagai nomor urut kuda.
Peraturan dalam Maen Jaran Sumbawa

Di samping perkembangan atribut para joki dan kuda pacu, peraturan Maen Jaran Sumbawa pun mengalami perubahan. Zaman dulu peraturan main jaran tidak terlau ketat, tetapi sekarang peraturannya sangat ketat. Dari arena pacuan sampai aturan mainnya pun sangat jelas dan terperhatikan.

Peraturan dalam olahraga tradisi pacuan kuda Sumbawa ini, mulai dari kudanya harus sesuai dengan kelasnya masing-masing. Beberapa klasifikasi kuda pacu dalam Maen Jaran Sumbawa, yaitu:

  1. Teka saru yaitu kelas untuk kuda pemula dan baru pertama kali melakukan perlombaan.
  2. Teka pas untuk kelas yang telah mengikuti perlombaan sebanyak 2-3 kali.
  3. Teka A untuk kuda sudah berpengalaman yang tingginya 117 cm sampai dengan 120 cm.
  4. Teka B untuk kuda yang memiliki tinggi 121 cm ke atas.
  5. Kelas OA untuk kuda yang sudah berpengalaman dan telah nyepo (giginya telah copot sebanyak 4 buah) dan tingginya 126 cm.
  6. Kelas OB untuk kelas di atas OA yang memiliki tinggi 127 cm sampai dengan 129 cm.
  7. Harapan untuk kuda yang memiliki tinggi 129 cm ke atas dan telah nyepo (giginya telah copot sebanyak 4 buah).
  8. Tunas untuk kuda yang memiliki tinggi 129 cm ke atas dan gigi taringnya telah tumbuh.
  9. Kelas dewasa.
Teknis Pelaksanaan Maen Jaran Sumbawa

Ada pula teknis yang harus para pemain ikuti dalam Maen Jaran. Kuda yang tampil dalam pertandingan harus melakukan registrasi dan sekaligus mengambil nomor ban (kotak pelepasan). Para joki menggiring kudanya menuju juri yang bertugas memeriksa kuda dan kesiapan joki untuk menjaga adanya kecurangan dalam perlombaan.

Kuda dan joki yang telah mengalami pemeriksaan langsung menuju kotak pelepasan sesuai dengan nomor urut ban (kotak pelepasan) dari registrasi tadi. Kuda dan joki bersiap untuk berlari sekencangnya setelah mendengar suara peluit dari juri garis.

Baca juga: Sedapnya Singang, Makanan Khas Sumbawa Berbahan Ikan Laut

Sama seperti main bola, Maen Jaran juga menggunakan sistem gugur dalam menentukan sang juara. Pada babak pertama bernama Babak Guger (gugur), di mana kuda berusaha untuk menuju babak penentu hingga sampai babak final. Wah seru banget kayanya Sobat Turisian, jika nonton langsung pacuan kuda khas Sumbawa ini!*

 

 

 

Sumber: Disbudpar NTB

Pos terkait