TURISIAN.com – Devi Chan, tiba-tiba menyeruak dalam urutan kedua sebagai winner dalam ajan event lari CTC (Coast To Coast Night Trail Ultra) yang berlangsung di Yogyakarta, 11-12 Juni lalu.
Sosoknya, kemudian menjadi perharian publik. Bagaimana tidak, wanita ini bisa menyelesaikan finish di kelas 70 Km kategori wanita.
Padahal, trek yang dilalui bukanlah perkara mudah. Apalagi dilakukan pada malam hari, melewati ngarai, jalan terjal, turunan curam dan rintangan lainnya.
Lalu apa sih resepnya, bisa sukses di finish yang nyaris melampaui atlet sesungguhnya.
“Gak ada persiapan apa-apa sih. Lari aja, seperti lari dari kenyataan,” seloroh Devi Chan, saat bincang-bincang dengan Turusian.com, Selasa malam, 14 Juni 2022.
BACA JUGA: Event Lari CTC Berdampak Besar Terhadap Pariwisata Yogyakarta, Ini Kata PHRI
Humble, menyenangkan dan sangat cair menjadi kesan pertama ketika berbicara dengan wanita yang kini hampir mendekat kepala 40 ini.
“Event ini, pertama yang saya ikuti setelah pandemi,” katana mengawali perbincangan.
Sebelumnya, event lari yang pernah ia ikuti diantaranya Borobudur Marathon, Bandung Trail, Tahura dan beberapa event lainnya.
Memulai lari pada tahun 2015, mengikuti beberapa event lari. Namun hobinya itu tidak berlangsung lama karena akhirnya kembali lagi ke dunia gowes.
“Baru setelah skip selama 4 tahun, saya kembali lagi lari,” ujarnya.
BACA JUGA: Nikmati Kemeriahan Tiga Event Yogyakarta di Bulan Juni 2022!
Meninggalkan dunia sepeda, kata Devi, karena setelah dipikir-pikir agak ribet juga saat ingin mengikuti event-event di luar kota.
“Pas mau ke luar kota, kita harus packing, bongkar-bongkar sepeda dan merakit kembali,” ungkapnya.
“Ya sudah, iseng balik lagi ke lari. Eh, ternyata memang jodohnya di lari, kali ya,” sambung Devi yang sudah di karuniai dua putra, dimana yang sulung saat ini berusaia 20 tahun.
Pertama Kali Ikut Event Lari
Pertama mengikuti event lari di Tambora kategori 24 Km (2015), Devi berhasil masuk ke finish.
“Kalau ditanya seperti apa pengalaman pertama ikut lari waktu itu, bingung saya jawabnya. Pokoknya, saya nikmati saja,” akunya.
Selebihnya beberapa event yang pernah diikuti yakni Tahura 42 Km, Anaconda Loop 60 Km – lomba lari trail Indonesia yang telah terdaftar sebagai UTMB World Series Qualifier.
BACA JUGA: Pesta Kesenian Bali 2022, Event Terbesar dan Terlama Berbasis Lokalitas
“Nah, yang CTC ini menurut saya trek yang paling panjang ya. Dan, kita harus menyelesaikan dengan 13 jam, ” katanya.
Menurut Devi, rute CTC ini sangat mengasyikan. Memang ada beberapa titik yang berat, apalagi ditambah hujan yang cukup deras. Ada rute yang cukup licin sehingga, beberapa kali sempat terpeleset.
“Mungkin karena saya pakai sepatu bukan road trailer ya, jadi agak licin,” tambahnya.
Ketika ditanya persiapan untuk mengikuti event lari CTC, Devi mengaku, sama sekali tidak melakukan persiapan khusus.
“Gimana ya, karena banyak event lari yang aku ikuti. Ya gak ada persiapan khusus. Seminggu sebelum ke CTC, saya ikut seleksi atlet lari Banten. Dan, ada lagi event 120 yang juga aku ikuti. Kan berturut-turut tuh, bingung jadi kalau ditanya persiapan,” jawabnya sambil tertawa.
BACA JUGA: Festival Kerinci Masuk Kalender Kharisma Event Nusantara
Bagaimana resepnya untuk terjun ke dunia lari?
“Kayanya, harus banyak masalah di rumah..hahaha,” candanya.
“Jadi, kalau habis lari kan cape. Sampai rumah tinggal tidur. Atau bagi yang ingin diet, lari menjadi solusi juga. Begitu pun yang ingin gemuk, lari aja, nanti pasti makanya banyak,” lanjut Devi Chan ringan.
Namun yang pasti, jika ada yang ingin terjun ke dunia lari, menurut Devi, yang pertama yakni harus senang dulu.
“Mulai dengan trek yang pendek-pendek saja. Jangan yang berat. Bangkitkan dulu kesenangan kita dengan alam,” ujarnya berikan tips. ***