Melihat dari Dekat Puing Keraton Surosowan, Sisa-Sisa Kejayaan Kasultanan Banten

Keraton Surosowan
Puing-puing Keraton Surosowan. (Foto: Iwan)

TURISIAN.com – Menjelajahi Situs Kota Tua Banten Lama di Kota Serang menjadi aktivitas menarik. Di sana, Sobat Turisian bisa melihat dari dekat sejumlah situs sisa-sisa kejayaan Kasultanan Banten pada masa silam. Penjelajahannya bisa Sobat Turisian mulai dengan mengunjungi puing-puing Keraton Surosowan. Situs ini merupakan istana utama Kasultanan Banten, tempat tinggalnya para Sultan Banten.

Jangan kaget ya Sobat Turisian, begitu melihat langsung yang tampak hanya puing-puing bangunan yang sudah tak utuh lagi. Pasalnya Keraton Surosowan hancur akibat serangan Kolonial Belanda. Namun jika melihat puing-puing dan areanya yang luas, keraton ini terbilang bangunan yang megah pada masanya.

Kini Keraton Surosowan masuk dalam cagar budaya yang ada dalam Kompleks Situs Kota Tua Banten Lama yang dilindungi. Serta menjadi objek wisata sejarah Banten yang kerap dikunjungi rombongan pelajar dan para peneliti.

Bangunan Keraton Surosowan

Istana utama Kasultanan Banten ini dibangun tahun 1552 sampai dengan 1526. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570). Ia merupakan putra pertama Sunan Gunung Jati yang dikenal sebagai sultan pertama Kasultanan Banten.

Material bangunannya menggunakan batu karang dan batu bata merah. Berdiri di atas lahan seluas 4 hektare. Di tengahnya terdapat kolam persegi empat, konon sebagai tempat pemandian para putri. Wow keren dan indah kayaknya keraton ini pada masanya, Sob! Namun sayang hanya tinggal puing-puing saja.

Bersumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang, penampilan Keraton Surosowan tersebut, sekelilingnya terdapat benteng dengan tinggi sekitar 2 meter dan lebar 5 meter. Panjang dinding benteng bagian timur ke barat sejauh 300 meter, sedangkan pada bagian utara ke selatan sepanjang 100 meter. Total area yang dibentengi seluas 3 hektare.

Baca juga: Tasikardi, Danau Buatan Peninggalan Kejayaan Kasultanan Banten!

Di setiap sudut benteng terdapat bastion yang berbentuk intan. Pada bagian tengah dinding utara dan selatan terdapat proyeksi setengah lingkaran. Dulunya, benteng Surosowan memiliki tiga pintu gerbang, yaitu pintu utara, timur, dan selatan.

Gerbang timur dan utara berbentuk melengkung, tujuannya untuk mencegah tembakan langsung pada portal bila pintu gerbang dibuka. Kedua gerbang memiliki atap setengah silinder.

Selain benteng, ada juga aliran sungai buatan yang mengelilingi keraton para Sultan Banten ini. Sungai tersebut menyatu dengan Sungai Cibanten yang tak jauh dari lokasi istana. Fungsi sungai buatan ini sebagai jalur transportasi perahu, sekaligus tambahan pertahanan.

Serangan Kolonial Belanda

Saat ini kemegahan keraton Surosowan telah sirna, hanya tampak puing-puing bangunan berupa benteng setinggi setengah meter hingga dua meter. Bagian lainnya hancur karena serangan Kolonial Belanda.

Bahkan, istana Banten ini mengalami beberapa kali penghancuran akibat serangan. Penghancuran pertama oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1680. Kemudian penghancuran kedua terjadi pada 1813, yang merupakan serangan paling parah.

Penghancuran keraton yang kedua tersebut atas perintah Gubernur Jenderal Belanda, Herman Daendels. Hingga meluluhlantakkan istana dan akhirnya para penghuni keraton meninggalkannya.

Baca juga: Bukit Waruwangi Serang, Wisata Kekinian Banten yang Sejuk Bikin Betah

Nah bagi Sobat Turisian yang penasaran dengan  Keraton Surosowan bisa berangkat dari Kota Serang. Lokasinya tak jauh dari pusat kota Serang, berjarak sekira 10 km dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit.

Di sekitar keraton Kasultanan Banten ini, juga terdapat objek wisata sejarah lainnya yang bisa Sobat Turisian kunjungi. Ada Masjid Agung Banten dan Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.*

Pos terkait