Bosscha, Tempat Wisatawan Melihat Hamparan Bintang di Langit Bandung

Bosscha

TURISIAN.com – Nama Bosscha sepertinya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.

Terlebih, semenjak Bosscha tampil sebagai latar dari film ternama Petualangan Sherina, tempat ini langsung mampu menyedot perhatian publik.

Bosscha memberikan kesempatan menarik bagi wisatawan yang ingin melihat hamparan bintang di gemerlapnya langit Kota Bandung.

Sejarah Berdirinya Bosscha

Keberadaannya sudah sangat lama, karena di tahun 2023 nanti Bosscha memasuki usia seabad di dalam menemani para peneliti dalam mengamati bintang di angkasa sejak pertama kali diresmikan pada 1 Januari 1923 silam seperti dikutip TURISIAN.com- dari bosscha.ac.id pada Senin, 18 April 2022.

Diprakarsai oleh K.A.R Bosscha bersama dengan Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging yang pada saat itu menjadi observatorium astronomi modern pertama di kawasan Asia Tenggara.

Pembangunannya sendiri memakan waktu yang cukup lama, yakni selama 5 tahun mulai pada 1923 hingga 1928, dan pertama kali menerbitkan publikasi internasional pertamanya di tahun 1933.

BACA JUGA: Cari Suvenir Etnik dan Unik di Bandung? Yuk Merapat ke Galeri Cupumanik!

Namun, sayangnya serangkaian proses observasi di Bosscha terpaksa harus dihentikan sementara karena pada saat itu sedang terjadi Perang Dunia II.

Barulah kemudian, pada 1951 Bosscha menjadi tempat bagi para ilmuwan sains untuk menyelami ilmu astronomi di langit nusantara yang telah berkontribusi besar terhadap pengembangan astrofisika di dalam topik bintang, Tata Surya, serta galaksi.

Lokasi Strategis di Kota Bandung

Berlokasi di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Bandung, Jawa Barat, dibangun di atas tanah seluas 6 hektare dan berada pada ketinggian 1.310 meter di atas permukaan laut atau tepatnya pada ketinggian 630 meter dari dataran tinggi Bandung, membuat lingkungannya sangat asri dengan semilir angin yang sejuk.

BACA JUGA: Berwisata ke Bandung, Jangan Lupa Berburu Jam Tangan Keren Asli Indonesia

Koleksi Teleskop yang Dimiliki

1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Merupakan jenis refraktor dan terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari, dengan diameter teleskop utama yaitu 60 cm dan panjang fokus hampir mencapai 11 meter, sementara itu teleskop pencari memiliki diameter sebesar 40 cm.

Teleskop ini termasuk sebagai instrumen utama yang telah digunakan untuk pengamatan astrometri seperti memperoleh orbit bintang ganda visual.

2. Teleskop Schmidt Bima Sakti

Memiliki sistem optik Schmidt, memiliki lensa koreksi berdiameter 51 cm, diameter cermin 71 cm dan panjang fokus 127 cm.

Digunakan untuk mempelajari struktur dari galaksi Bima Sakti, mengamati asteroid, supernova serta mempelajari spektrum bintang.

BACA JUGA: Alun-alun Bandung, Spot Favorit Ngabuburit di Bulan Ramadhan

3. Teleskop Refraktor Bamberg

Termasuk jenis refraktor dengan lensa berdiameter 37 cm dan panjang fokus mencapai 7 meter.

Teropong ini berada di sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang mampu bergerak maju-mundur untuk membuka maupun menutup.

Koleksi yang satu ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, menikmati citra kawah bulan, pengamatan matahari dan benda langit lainnya.

BACA JUGA: Lalu Lalang Pesawat Terbang Melengkapi Nongkrong Asyik di Critical 11 Bandung

4.Teleskop Cassegrain GOTO

Reflektor Cassegrain memiliki diameter cermin utama sebesar 45 cm, dengan panjang fokus 1,8 meter.

Dengan menggunakan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut, lalu hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung, bisa juga digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang.

5. Teleskop Refraktor Unitron

Lensa objektif yang dimilikinya berdiameter 102 mm dengan panjang fokus 1.500 mm dan biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari.

BACA JUGA: Curug Putri Palutungan Kuningan yang Indah, Tempat Singgahnya Bidadari

Info Wisata Bosscha

Bosscha beroperasi mulai pukul 09.00 hingga pukul 14.30 WIB dengan biaya tiket masuk sebesar Rp 15.000 sampai dengan Rp 20.000 per orangnya.

Dengan harga tersebut, wisatawan sudah bisa mendapatkan kesempatan untuk mengamati cara kerja dari Teleskop Refraktor Ganda Zeiss.

Bisa pula  mendapatkan informasi seputar astronomi di ruang multimedia. Melihat bintang dengan menggunakan teleskop Bamberg dan teleskop portable.

Fasilitas umumnya yang disediakan oleh pihak pengelola diantaranya adalah, toilet umum, tempat ibadah, area parkir serta toko oleh-oleh.

***

Pos terkait