Keren, Desa Bena di Ngada NTT Sudah Ada Sejak 1200 Tahun Lalu!

Desa Bena NTT
Bangunan rumah adat di Desa Bena, Ngada, NTT. (source: Pesona Indonesia/Kemenparekraf)

TURISIAN.com – Keren, Indonesia punya desa yang sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu atau di zaman megalitikum. Namanya Desa atau Kampung Bena yang berada di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tepatnya, di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa. Terletak di atas puncak bukit dengan panorama Gunung Inerie.

Sobat Turisian jika berkunjung ke sini akan melihat beberapa hal unik. Salah satunya rumah adat dengan bentuk yang sangat khas, berbentuk melingkar menyerupai huruf U. Bentuk tempat tinggal inipun tak berubah sejak dulu seiring usia desa tersebut.

Bangunan rumah itu hanya menggunakan material bahan alami, seperti jerami dan kayu. Setiap rumah memiliki hiasan atap masing-masing. Hiasan ini berdasarkan garis keturunan yang berkuasa dan tinggal di rumah tersebut.

Daya tarik lainnya, penghuni Desa Bena Flores ini hanya ada 9 suku sejak dulu. Antara lain Suku Dizi, Suku Dizi Azi, Suku Wahto, Suku Deru Lalulewa, Suku Deru Solamae, Suku Ngada, Suku Khopa, dan Suku Ago.

Baca juga: Benteng Ranu Hitu, Situs Peperangan Tradisional dan Perjuangan Masyarakat NTT

Semua suku tersebut menempati sekitar 40 rumah yang saling mengelilingi. Hal yang menajdi pembeda antara satu suku dengan yang lain, ada tingkatan sebanyak 9 buah. Setiap satu suku berada dalam satu tingkat ketinggian.

Kemudian untuk pusatnya, terdapat bangunan rumah pusat yang dibagi sesuai jenis kelamin. Untuk pria disebut sakalobo yang dilengkapi dengan patung laki-laki memegang parang dan tombak di atas rumah. Sedangkan rumah bagi perempuan disebut sakapu’u.

Simbol-Simbol Rumah Desa Bena

Selanjutnya ada tanduk kerbau serta rahang dan taring babi hutan menjadi hiasan rumah. Benda-benda hiasan itu pun kerap dipakai sebagai simbol untuk menunjukkan status sosial pemiliknya. Rahang dan taring babi hutan merupakan persembahan masing-masing klan yang pemberian melalui upacara adat.

Terdapat pula Ngadhu dan Bagha. Ngadhu merupakan miniatur rumah bernaung di bawah payung yang berdiri di atas pilar berukir. Melambangkan nenek moyang laki-laki. Terbuat dari kayu keras khusus agar kuat untuk menyangga berat kepala hewan saat upacara.

Baca juga: Layaknya Rumah Dongeng, Ini Sensasi Bermalam di Desa Wae Rebo

Sementara untuk Bagha sebagai simbol nenek moyang perempuan. Bagha merupakan rumah tradisional kecil yang berfungsi untuk menerima mempelai pria yang berasal dari luar desa.*

 

 

 

 

Pos terkait