Bertemu Pokdarwis di Padang, Sandiaga Uno Sampaikan Beberapa Hal Ini

Bertemu Pokdarwis di Padang
Menparektaf Sandiaga Uno saat menggekar dialog dengan para pengurus Pokdarwis di Padang, Sumtera Barat. (Dok.Kemenparekraf)

TURISIAN.com – Bertemu Pokdarwis di Padang, Sumatera Barat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sengaja menggelar dialog.

Membicarakan banyak hal dengan para pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini. Termasuk menampung aspirasi mereka setelah diterpa badai Covid-19.

Sandiaga tampak terlihat cukup serius mendengarkan keluhan, kendala dan harapan dari para pelaku Pokdarwis tersebut.

Mereka datang dari  sembilan kabupaten/kota di Sumatra Barat yang sedang mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya desa wisata.

Salah satu kendala yang banyak disampaikan para pengurus Pokdarwis adalah pengembangan sumber daya manusia unggul di daerah.

BACA JUGA: Plesiran Ke Kota Padang Wajib Kuliner Di Rumah Makan Ini, Apa Keunggulannya?

Sebab dengan SDM-SDM yang berkualitas  dapat menjadi aktor perubahan. Termasuk, dalam  memaksimalkan berbagai potensi di desa wisata secara berkualitas dan berkelanjutan.

“Semua yang disampaikan teman-teman Pokdarwis hari ini sudah kami catat. Dan kami akan gerak cepat. Kita ingin langsung selesaikan masalah yang dihadapi ini dengan berkolaborasi bersama semua pihak, termasuk kementerian/lembaga lain,” tegas Sandiaga dalam acara yang dikemas dengan tema, “Pokdarwis Bicara Menparekraf Mendengar”, Sabtu  26 Maret 2022 di Auditorium Istana Gubernur Sumatra Barat, Padang, Sumatra Barat.

Sandiaga mengakui pengembangan SDM menjadi salah satu kendala yang dialami banyak pokdarwis di daerah.

Karenanya di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan satu kategori baru yakni kelembagaan desa.

Hal ini diharapkan dapat memicu peningkatan para pengelola lembaga desa termasuk pokdarwis. Selain juga Kemenparekraf/Baparekraf secara berkesinambungan menghadirkan berbagai program pelatihan dan peningkatan kapasitas yang dapat diikuti masyarakat.

BACA JUGA: 10 Desa Di Magetan Ini Disiapkan Masuk ADWI 2022, Ini Daftarnya

Ia pun mengajak pengelola desa wisata di Sumatra Barat untuk dapat berpartisipasi di ajang ADWI 2022.

Jejaring Desa Wisata

Meski diapresiasi oleh Menparekraf, Sumatra Barat menjadi provinsi yang paling banyak menempatkan desa wisatanya dalam jejaring desa wisata (Jadesta). Tercatat hampir 300 desa wisata yang sudah terdaftar dalam Jadesta.

Jadesta sendiri adalah sebuah situs yang menjadi sarana komunikasi dan wadah antar pengelola desa wisata di seluruh Indonesia.

“Saya ingin memberikan selamat kepada Sumatra Barat yang berhasil tembus sebagai provinsi dengan jumlah desa wisata terbanyak di Indonesia, ada 300 Nagari yang didaftarkan. Dan tahun lalu, di 50 besar ADWI terdapat desa-desa wisata dari Sumatra Barat. Seperti Desa Wisata Apar di Pariaman, Desa Wisata Saribu Gonjong, dan lainnya,” kata Sandiaga.

Sebelumnya, Yuliza yang merupakan salah seorang pengurus Pokdarwis di Sumatra Barat, menyampaikan, ada empat hal yang menjadi kendala utama dirinya sebagai penggiat pokdarwis. Pertama adalah sumber daya manusia. Ia sangat kesulitan mencari sumber daya manusia yang dapat menjadi local champion.

BACA JUGA: Menikmati Keseruan 6 Aktivitas Wisata di Desa Wisata Cibuntu

Karenanya ia berharap dukungan dari Kemenparekraf untuk terus menghadirkan program-program yang dapat mengembangkan sumber daya manusia di daerah. Khususnya dalam mengembangkan desa wisata.

“ Selain itu juga bicara desa wisata, juga tidak lepas dari sarana dan prasarana yang juga dapat bisa ditingkatkan,” kata Yuliza soal bertemu Pokdarwis di Padang banyak memberikan ide dan agagasan.

50 Besar ADWI 2021

Sementara Ketua Pokdarwis Desa Wisata Apar Pariaman, Fadel Muhammad, mengungkapkan saat ini sudah banyak manfaat yang dirasakan masyarakat dari desa wisata. Khususnya setelah Desa Wisata Apar masuk ke dalam 50 besar ADWI 2021.

“50 besar ADWI dampaknya sangat signifikan. Masyarakat mulai ikut membantu kami, keterlibatan masyarakat meningkat. Dampaknya, pelaku UMKM khususnya kuliner semakin menggeliat,” kata Fadel Muhammad.

Selain itu, saat Desa Wisata Apar masuk dalam 50 besar ADWI, dukungan dari kementerian/lembaga lain dalam pengembangan infrastruktur juga langsung berjalan.

“Sebelumnya kami tidak punya toilet, tapi Kemendes langsung masuk (membuatkan toilet) setelah kami masuk 50 besar (ADWI). Namun tetap kami mengharapkan terus pembinaan SDM jadi hal yang paling utama,” kata Fadel.  ***

Pos terkait