TURISIAN.com – Kalau Sobat Turisian berkesempatan berkunjung ke Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (Sumut), wajib mampir ke cagar budaya Istana Niat Lima Laras. Bangunan sejarah ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Lima Laras yang sudah berusia ratusan tahun.
Istana ini menjadi tempat tinggal penguasa sekaligus pusat kekuasaan politik, sosial, dan ekonomi. Pembangunannya pada tahun 1907 dan selesai 1912. Oleh Datuk Muhammad Yuda, yang bertahta pada tahun 1883 hingga 1919. Ia merupakan raja yang ke-11 dari Kerajaan Lima Laras.
Kegiatan di Istana Niat Lima Laras berakhir sekitar tahun 1923, yaitu akhir dari pemerintahan Datuk Muda Abdul Roni (Raja ke- XII). Pada masa pemerintahannya, wilayah pengaruhnya sampai ke Tanah Jawa (Simalungun) dan ke Pulau Bandreng (Asahan).
Baca juga: 5 Varian Kopi Asal Sumatera Utara dengan Aroma dan Cita Rasa Khas
Bangunan tersebut memiliki luas 102 x 98 meter dengan denah persegi panjang, seperti pola penyusun sebuah kubus atau balok. Istana berlantai empat, dengan luas tiap lantainya 40 x 35 meter. Menghadap ke timur dengan tanda berupa pintu masuk utama bangunan bersejarah tersebut.
Arsitektur Istana Niat Lima Laras
Gaya bangunan Istana Niat Lima Laras berupa rumah panggung dengan mengadopsi arsitektur campuran Eropa, Cina, dan Melayu. Unsur Melayu yang cukup dominan pada bangunan ini, bisa Sobat Turisian lihat pada bentuk hiasan di bagian atap dan jalusi pintu serta jendela.
Ada juga yang berornamen China, pada lantai pertama terbuat dari beton yang berfungsi untuk ruangan musyawarah. Pada lantai 2 dan lantai 3 terdapat beberapa kamar dengan ukuran 6 x 5 meter. Secara keseluruhan istana ini memiliki 28 pintu dan 66 pasang jendela.
Pada bagian lantai pertama berfungsi sebagai tempat bermusyawarah. Adapun lantai dua kegunaannya sebagai tempat tinggal, sehingga banyak ruang-ruang kamar.
Baca juga: Bukit Simarjarunjung, Tempat Terbaik Menikmati Pesona Danau Toba yang Eksotis
Tak hanya itu, Istana Niat Lima Laras juga mempunyai 4 anjungan, yaitu barat, timur, utara dan selatan yang berarsitektur Melayu. Terutama pada model atap dan kisi-kisinya. Untuk menuju ke lantai 2 dan lantai 3 mempunyai tangga berputar memiliki 27 anak tangga dari dalam menuju keatas.
Lokasi cagar budaya ini berada di Dusun I, Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara. Berjarak sekitar 136 km dari Kota Medan.*