Turisian.com – Jamu jadi warisan budaya tak benda (WBTB). Kini, pemerintah bersama stakeholder lainnya sedang berupaya untuk bisa memasukan jamu ke UNESCO.
Bersama dengan Gabungan Pengusaha Jamu, Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu menyerahkan sejumlah dokumen yang diperlukan.
Dokumen nominasi tersebut dikirimkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk kemudian, akan dilanjutkan Kemendikbud kepada UNESCO sebagai persyaratan bagi negara yang akan mengajukan nominasi untuk WBTB.
Pengiriman akan dilakukan paling lambat pada 31 Maret 2022.
BACA JUGA: Pesona Pegunungan Kars Desa Wisata Rammang-Rammang yang Menakjubkan
Jamu sendiri adalah salah satu diantara enam calon nominasi lainnya yang diajukan oleh Kemendikbud untuk WBTB.
Perjuangan untuk menjadikan jamu sebagai WBTB UNESCO juga mendapatkan dukungan dari begitu banyak komunitas jamu di Indonesia.
Mbok Jamu Yang Akan Muncul
Dikutip Turisian.com- dari Antaranews pada Rabu, 16 Maret 2022, Dwi Ranny Pertiwi Zarman selaku Ketua GP Jamu Pusat juga menuturkan bahwa, para mbok jamulah yang akan muncul di UNESCO nanti.
“Kami GP Jamu, yang terdiri dari industri jamu, baik besar maupun kecil,” ucapnya.
“Bukan kami yang akan muncul di UNESCO nanti. Justru yang akan dimunculkan adalah para mbok jamu. Bahkan hingga yang usianya paling tua,” sambungnya kemudian.
Dirinya berharap, bahwa langkah ini dapat mendorong semangat para perajin. Termasuk, pembuat jamu di Indonesia untuk lebih semangat.
Utamanya, dalam melestarikan budaya sehat yang identik dengan khasiat dari jamu.
BACA JUGA: Lima Jenis Kain Tradisional Indonesia yang Sudah Dikenal Mancanegara
Sebenarnya, upaya untuk menjadikan jamu sebagai nominasi WBTB UNESCO telah didorong sejak 2013. Ketika itu gerakan ini dipelopori oleh sederet maestro di industri jamu. Seperti Mooryati Soedibyo serta Jaya Suprana.
Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh Peneliti Erwin J Skripsiadi yang juga mewakili Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu.
Banyak sekali hal yang diteliti oleh timnya seputar jamu, mulai dari berbagai serat yang terkandung hingga Jampi Jawi yang didalamnya berisi ribuan resep tentang ragam aneka jenis serta serat Centhini yang terdapat di ensiklopedia jamu.
Lebih lanjut, Erwin juga menuturkan bahwa hal tersebut dapat menjadi bukti yang kuat bahwa jamu benar-benar memiliki akar yang amat kuat di budaya Indonesia.
“Itu adalah kekayaan yang menurut saya bisa menjadi bukti nyata bahwa jamu benar-benar memiliki akar kuat di budaya Indonesia,” imbuhnya.
Timnya juga sempat berkeliling ke empat Provinsi di Indonesia untuk mewawancarai sejumlah pelaku usaha dari komunitas jamu.
Daerah yang dikunjungi olehnya beserta tim adalah Jawa tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta serta Jawa Timur.
BACA JUGA: Khombow, Cendera Mata Unik Khas Sentani
Timnya menuturkan, saat ini bisa menjadi momentum yang tepat khususnya bagi Indonesia untuk menominasikan jamu ke UNESCO, mengingat dunia masih dilanda oleh pandemi COVID-19.
Warisan Budaya Dalam Bentuk Obat
Selain itu, menurut Gaura Mancacaritadipura selaku Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH 02 menuturkan bahwa jamu adalah warisan budaya dalam bentuk obat.
Dan telah dimiliki oleh Indonesia sejak lebih dari 1200 tahun yang lalu yang keberadaannya masih digunakan secara efektif hingga saat ini.
“Jamu adalah sebagai warisan budaya berbentuk obat yang telah dimiliki oleh Indonesia sejak lebih dari 1200 tahun silam yang masih dipergunakan hingga saat ini,” tuturnya.
BACA JUGA: 10 Destinasi Wisata #DiIndonesiaAja ini Cocok Jadi Inspirasi Liburan Idaman
Bahkan, menurutnya fungsi jamu sebagai obat juga bisa menjadi sumbangsih bagi Indonesia terhadap kesehatan di dunia.
“Dunia itu lebih membutuhkan obat, dan jamu bisa menjadi sumbangsih dari Indonesia bagi kesehatan dunia,” pungkasnya.
Saat ini, kamu juga dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai imun booster atau untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Dari ribuan jenis jamu yang telah dikembangkan oleh para pebisnis jamu, terdapat enam jenis jamu yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia.
Diantaranya adalah jamu beras kencur, jamu kunyit asem, jamu empon-empon, jeniper (jeruk nipis peras), wedang sereh hingga jenis jamu yang paling mudah untuk dibuat seperti teh jahe.
Sejumlah jenis jamu juga bisa dikonsumsi rutin di sela-sela aktivitas setiap harinya.
Kamu bisa memulai budaya minum jamu seperti teh jahe ketika menonton televisi, membaca buku atau disela kesibukan jam kerja, dengan demikian staminamu akan tetap terjaga.
***