TURISIAN.com – Pengembangan desa wisata menuju pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan terus digalakan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kali ini, para pelaku pariwisata menegaskan berkomitmen mereka untuk berkolaborasi mengengembangkan wilayah Borobudur-Yogya-Prambanan (BYP).
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham menekankan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam pembangunan sektor pariwisata.
“Untuk memastikan bahwa pariwisata mampu berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” kata Martini seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Selasa 7 Feberuari 2023.
BACA JUGA: Museum Wayang Kekayon, Tempat Rekreasi dan Edukasi Wayang di Yogyakarta
Menurut Paham, komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut.
Terutama sinergitas antara pemerintah daerah, dinas pariwisata, asosiasi industri, dan badan usaha yang memegang peranan penting dalam mewujudkannya,” kata Martini dalam keterangannya pada Jumat.
Martini meminta agar kolaborasi tersebut direalisasikan dalam bentuk aksi nyata sesuai arahan yang telah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
“Pak Menteri, selalu menegaskan pentingnya inovasi, adaptasi dan kolaborasi dalam pembangunan sektor kepariwisataan,” ujarnya.
BACA JUGA: Kawasan Malioboro Yogyakarta Kembali Menggeliat, Sudah Penuh Wisatatan
Sebanyak 20 orang perwakilan desa wisata yang merupakan lokal champion dari Kabupaten/Kota Magelang, Sleman, Klaten, dan Yogyakarta.
Wilayah ini, yang menjadi sasaran program Kampanye Sadar Wisata 5.0, dalam kegiatan Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani komitmen itu.
Komitmen Menjaga Keberlanjutan Pengembangan
Komitmen di antaranya berisi penegasan untuk menjaga keberlanjutan pengembangan desa/kampung wisata.
Mmperkuat koordinasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait, juga membangun komunikasi dengan pemerintah daerah, pusat, akses pembiayaan, termasuk kalangan industri.
Pernyataan tersebut juga menggarisbawahi dukungan dari dinas pariwisata setempat berikut aparat desa, akan kegiatan pengembangan desa wisata.
BACA JUGA: Pameran Pariwisata Indonesia, UMKM, dan Festival Kuliner Ramaikan ATF 2023 Yogyakarta
Local champion adalah pemimpin/koordinator dari para pelaku pariwisata dari desa wisata yang dipilih sebagai agen perubahan dalam pengembangan pariwisata.
Mereka telah mengikuti rangkaian program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang diselenggarakan dengan dukungan penuh Bank Dunia sejak tahun 2022 hingga 2023.
Salah satu perwakilan yakni Heru Nugroho, yang merupakan Kepala Desa Wisata Bugisan, Klaten, Jawa Tengah mengatakan pentingnya kolaborasi dalam pembangunan sektor pariwisata.
BACA JUGA: Komplek Pagelaran Keraton Yogyakarta Ditutup, Ini Penjelasannya
Program Kampanye Sadar Wisata
“Kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), Kepala Desa, Pelaku Pariwisata, harus berkolaborasi, kita adalah satu untuk membuat desa wisata kita lebih tertata, maju, dan sukses,” tegas Heru.
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi mengapresiasi dukungan para pemangku kepentingan kepada para pelaku pariwisata dalam mengoptimalkan pengembangan desa wisata.
“Kami berharap program yang sudah disusun local champion dapat dilaksanakan hingga jangka menengah maupun jangka Panjang,” paparnya.
“Kami juga akan mengingatkan, berkolaborasi, akan mengetuk pintu setiap stakeholder. 65 desa yang tersentuh oleh Program Kampanye Sadar Wisata sepanjang tahun 2022 lalu,” sambungnya.
Hal ini agar bisa mengenali dan mengidentifikasi kebutuhannya, sehingga pemerintah dapat mengkomunikasikan dengan lintas sektor lainnya.
BACA JUGA:Ayo Ajak Keluarga Liburan ke Desa Wisata Plosokuning Yogyakarta!
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menyoroti pentingnya pelibatan masyarakat. Khususnya, dalam mengidentifikasi kebutuhan desa dalam pembangunan sektor pariwisata.
“Identifikasi kebutuhan desa yang melibatkan masyarakat ini bertujuan agar program yang dilakukan itu dapat dijalankan. Tentu, dengan komitmen dan dukungan dari warga,” ucapnya.
Biannual Tourism Forum, merupakan forum lintas sektor dalam pembangunan sektor kepariwisataan. Program ini digelar untuk mendukung Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB).
Di mana Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi bagian di dalamnya. ***