TURISIAN.com – Banyak sekali atraksi budaya di berbagai daerah di Indonesia yang bernuansa islami dan sarat nilai-nili filosofi kehidupan. Seperti salah satunya kesenian Pencak Macan, yang merupakan tradisi budaya masyarakat Kroman dan Lumpur, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kesenian tradisional ini mulai publik kenal dan berkembang pada masa Sindudjaja, murid Sunan Giri III. Awalnya, atraksi seni yang satu ini merupakan tradisi ngarak (mengantarkan) pengantin.
Pertunjukannya ketika pengantin pria yang hendak menuju ke rumah mempelai wanita. Arak-arakan tersebut layaknya karnaval, kemudian di perempatan jalan ada pementasan berbagai kesenian tradisional, termasuk Pencak Macan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kesenian tradisional ini sering tampil pada event budaya khas Gresik. Serta acara-acara tertentu sebagai penyambut (palang pintu) tamu/tokoh penting Gresik maupun luar daerah ketika akan memasuki gerbang tempat penyelenggaraan event tersebut.
Baca juga: Berlibur ke Pantai Nyimas di Gresik yang Bikin Asyik
Keunikannya, tradisi kesenian Pencak Macan memiliki berbagai aliran sesuai dengan asal daerah di masing-masing kecamatan di Kabupaten Gresik. Di antaranya Lumpur Gresik, Bungah, Ujungpangkah, dan lainnya.
Filosofi Kesenian Pencak Macan
Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya. Seni ini mengandung nilai-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Filosofi dari kesenian tersebut pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini.
Dalam kesenian Pencak Macan ada penggambaran empat karakter yang diwakili oleh seekor macan, monyet, genderuwo, dan seorang pendekar. Macan melambangkan manusia yang berwatak keras dan emosional. Monyet melambangkan sosok manusia yang jahil, nakal, lucu, dan suka mengganggu.
Sementara simbol genderuwo atau hantu melambangkan hawa nafsu yang selalu ingin menguasai manusia. Namun semuanya berhasil kalah oleh seorang pendekar berjiwa ksatria.
Baca juga: Wisata Religi ke Situs Giri Kedaton Peninggalan Sunan Giri di Gresik
Biasanya, Pencak Macan ini tampil dalam acara hajatan perkawinan, khitanan, bersih desa, sedekah bumi dan sebagainya. Selain itu, kerap juga berlangsung untuk memeriahkan acara-acara pemerintah setempat.*