Menghijaukan Dunia Mode, Jenama Lokal Ramah Lingkungan Gelar Tren Fast Fashion

Tren Fast Fashion
Ilustrasi Koleksi sepatu dari Pijakbumi (source:IG @pijakbumi)

TURISIAN.com – Di era keberlanjutan industri fesyen lokal tidak tinggal diam. Terlebih lagi, tren fast fashion yang berdampak buruk pada lingkungan membuat sebagian kreator lokal bersatu. Yakni, untuk menciptakan keajaiban mode yang ramah lingkungan.

Dalam upaya mendukung Parekraf Hijau 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatimengambil langkah untuk mendorong pertumbuhan sektor Parekraf yang berkelanjutan.

Berbicara mengenai tren eco-friendly, jenama fesyen lokal turut serta meramaikan panggung dengan koleksi-koleksi mereka yang ramah lingkungan.

Mari simak beberapa di antaranya yang telah mencuri perhatian, terutama dalam hal menginhdari tren fast fashion:

Sejauh Mata Memandang: Memeluk Keindahan Melalui Slow Fashion

Sejak tahun 2014, Sejauh Mata Memandang telah menjadi pelopor slow fashion yang tak hanya memikat dengan motif kainnya. Dimana, memadukan warisan budaya dengan sentuhan modernitas kasual.

Tetapi juga dengan komitmennya pada bahan dan proses produksi yang ramah lingkungan. Sebuah langkah menuju pengurangan limbah tekstil selama proses produksi.

BACA JUGA: Tren Fesyen Pria di Bulan Ramadhan, Ini Pilihannya

SARE/Studio: Kenyamanan Tanpa Mengorbankan Bumi

SARE/Studio, yang berdiri sejak 2015, tidak hanya terkenal dengan koleksi pakaian rumahannya yang nyaman. Namun, juga dengan penggunaan material serat alami.

Konsep ini sangat ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Mulai dari piyama hingga pakaian anak-anak, semuanya dihasilkan dengan sentuhan organik.

Kota Yogyakarta

Kembang Tjelup: Batik dan Shibori Berpadu dalam Kehijauan

Sementara itu, Kembang Tjelup, berasal dari Kota Yogyakarta dan berdiri sejak 2014, menghadirkan seni batik dan teknik Shibori dengan misi jelas.

Misinya, menciptakan produk eco fashion yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan bahan-bahan organik dan pewarna alami. Seperti indigofera dan kulit kayu mahoni, Kembang Tjelup berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan.

BACA JUGA: Bigissimo Hadirkan Plus Size Fashion di Jakarta Fashion Week 2024

Semilir Ecoprint: Warna-warni Alami dalam Eco Printing

Semilir Ecoprint, asli dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak hanya memproduksi tas wanita dengan teknik eco printing.

Tetapi juga menawarkan koleksi pakaian, dompet, aksesori, dan dekorasi rumah. Motif dedaunan alami dengan sentuhan warna earthy-pastel menjadi ciri khas unik dari jenama ini.

Pijakbumi: Jejak Langkah Ramah Lingkungan dalam Sepatu

Pijakbumi membuktikan bahwa bahan-bahan alami tidak hanya cocok untuk pakaian dan tas. Jenama ini, dengan komitmennya untuk membuat sepatu yang nyaman tanpa merusak lingkungan. Menggunakan bahan daur ulang seperti serat pohon kayu putih dan daur ulang katun serta sabut kelapa.

BACA JUGA: Jember Fashion Carnaval Kembali Bakal Digelar, Panjangnya Spektakuler

Limbah Kayu

Lakanua: Jam Tangan yang Menceritakan Kebesaran Limbah Kayu

Lakanua, asal Bandung, Jawa Barat, unggul dalam menciptakan jam tangan dari limbah kayu bekas. Limbah kayu diolah dengan material epoxy untuk bagian kepala jam.’

Sedangkan bagian strap jam terbuat dari kain tenun. Hasilnya adalah produk jam tangan yang unik, segar, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Loosewood: Keunikan Jam Tangan dari Limbah Kayu

Loosewood, dari Solo, Jawa Tengah, merancang jam tangan, kacamata, tas, serta berbagai aksesori lainnya dari limbah kayu bekas. Termasuk limbah kayu papan skateboard, kayu gitar, dan kayu lantai.

Keunikan Loosewood berhasil menembus dan bersaing di pasar Eropa.

Dengan ragam pilihan jenama lokal yang ramah lingkungan, adakah yang telah menjadi bagian dari koleksi Sobat Turisian?

Tetap terhubung dengan tren fesyen yang berkelanjutan dan dukung keberlanjutan lingkungan melalui pilihan-pilihan mode yang memukau ini! ***

Pos terkait