Tren Fesyen Pria di Bulan Ramadhan, Ini Pilihannya

Tren Fesyen Pria
Dua pria duduk santai memainkan gadget dengan mengenakan kain sarung border. Foto: Dok.iStock

TURISIAN.com – Tren fesyen pria pada bulan Ramadhan tahun ini akan lebih banyak didominasi oleh sarung border.

Motif serta warna yang menawan menjadi salah satu, pertimbangan para kau madam ini mengagumi sarung border.

“Penggunaan sarung bordir saat ini sedang populer karena pilihan motif dan warnanya yang unik dan menarik,” kata Kholis Hidayat, pemilik jenama Katsae dalam keterangan resminya, kemarin.

Kain tradisional itu juga disebut dapat menjadi pilihan yang elegan bagi kaum pria dan cocok dipakai untuk acara formal maupun informal.

“Kehadiran produk sarung bordir di Tanah Air ini salah satunya dipelopori oleh Katsae,” jelas Kholis soal tren fesyen pria tahun ini.

BACA JUGA: Jawhara Merambah Wisata dan Kuliner, Setelah 8 Tahun di Industri Fesyen

Diakui Kholis, inovasi untuk menciptakan varian sarung bordir diyakininya sebagai strategi yang tepat dalam menyambut bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri tahun ini.

“Permintaan busana muslim menjelang Ramadhan dan lebaran dipastikan akan melonjak. Kehadiran sarung bordir ini membuat kami optimistis penjualan semakin meningkat,” kata dia.

Sarung bordir Katsae hadir dengan corak dan warna bordirnya yang mengusung tema khas Indonesia.

Material Ramah Lingkungan

Sementara itu, jelang Ramadan 2023, enam brand lokal memamerkan koleksi terbarunya. Khususnya, yang menggunakan material ramah lingkungan di Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2023.

Material kain yang digunakan oleh ke enam merek lokal ini merupakan vicsoce-rayon berkelanjutan yang diproduksi perusahaan lokal Asia Pacific Rayon (APR).

BACA JUGA: Yogyakarta Bakal Menggeser Bandung, Siap Menjadi Pusat Fesyen Dunia

Mengunakan serat rayon APR, para desainer menampilkan busana modest wear dengan gaya kontemporer hingga minimalis modern yang elegan.

Serat rayon APR sendiri memiliki tekstur lembut dan adem sehingga digunakan untuk koleksi modest wear di iklim tropis, seperti Indonesia.

Meski merupakan material yang ramah lingkungan, biaya produksi serat rayon APR dinilai lebih terjangkau.

Hal ini karena proses produksi dari material mentah hingga setengah jadi dilakukan di dalam negeri, tepatnya di wilayah Kepulauan Riau.

Sebanyak 60 koleksi dihadirkan oleh setiap desainer dalam sebuah fashion show bertemakan “Jewel of Nation”.

***

Pos terkait