Jawhara Merambah Wisata dan Kuliner, Setelah 8 Tahun di Industri Fesyen

Jawhara
Orang-orang berpergian untuk berwisata (traveling). Foto: iStock

TURISIAN.com – Jawhara yang telah 8 tahun bergelut di industri  feysen, kini  mencoba merambah jaringan bisnis di bidang pariwisata dan kuliner.

Mengusung Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages: Konotori Japanese Rice & Noodles, bisnis baru tersebut diharapkan bisa mewarnai dunia pariwisata.       .

Peresmian dua lini bisnis ini sendiri berlangsung di sebuah hotel di Jakarta pada Minggu, 19 Februari 2023.

Atau bersamaan dengan peluncuran koleksi Ramadhan dari Jawhara yakni Alhambra dan brand modest terbaru, Najla Mahendra.

BACA JUGA: Yogyakarta Bakal Menggeser Bandung, Siap Menjadi Pusat Fesyen Dunia

Ukie Mahendra selaku perwakilan dari Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages mengatakan dua lini bisnis baru itu dihadirkan karena melihat tingginya permintaan dari Jawhara Lovers.

Utamanya, yang ingin beribadah maupun berlibur bersama keluarga, serta terus meningkatnya penggemar kuliner di Indonesia.

“Jawhara Tour and Travel menyediakan beberapa paket liburan dan umrah dengan harga, keamanan, kualitas, dan kelas yang utama. Kami memberikan paket perjalanan yang lengkap dengan berbagai pilihan destinasi,” ujar Ukie.

Makanan Khas Jepang

“Sementara Jawhara Food and Beverages ini kami awali dengan mengembangkan makanan khas Jepang, tetapi diadaptasi ke nilai-nilai lokal dengan kualitas dan cita rasa yang otentik,” sambungnya.

BACA JUGA: Ada 25 Ribu Penonton yang Diperkirakan Bakal Menyaksikan Balap Perahu

Pada kesempatan yang sama, Ukie mengungkapkan bahwa Jawhara memiliki target untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO).

Rencananya IPO tersebut akan dilakukan pada akhir tahun 2024 atau awal 2025 dengan maksimal pelepasan sebesar 30 persen.

Sedangkan untuk tahun 2023, ia mengatakan, Jawara menargetkan pertumbuhan yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.

“Jadi kita yang tadinya hanya di segmen A dan B, kemudian masuk segmen A, B, C, dan D. Kita coba masuk ke semua kalangan,” kata Ukie.

BACA JUGA: Sri Sultan HB X Sebut Prospek Bisnis Hotel Mendatang Tergantung Faktor Ini

Ia menambahkan, perusahaan menargetkan paling tidak dapat mencapai omset yang sama seperti pencapaian di tahun 2019 dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

Ukie yang memiliki latar belakang sebagai profesional di pasar modal itu juga meyakini.

Bahwa tahun 2023 bukanlah tahun resesi, melainkan tahun recovery atau pemulihan setelah tiga tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Hal tersebut karena menurut dia, 75 persen ekonomi di Indonesia digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tidak terikat langsung dengan perdagangan global.

“Malah, ada kemungkinan industri UMKM termasuk Jawhara ini untuk dapat ekspansi,” ujar Ukie. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait