Masjid Tiban, Jadi Wisata Religi Memasuki Bulan Ramadhan

Wisata Religi
Masjid Tiban di Desa Sananrejo, Turen, Malang, Jawa Timur ini dibangun dengan memadukan gaya arsitektur Nusantara, Arab, India, China, dan modern. Foto-foto dok. Turisian.com.

Masjid Tiban4
Masjid Tiban5
Masjid Tiban3
Masjid Tiban2
Masjid Tiban1
Masjid Tiban4 Masjid Tiban5 Masjid Tiban3 Masjid Tiban2 Masjid Tiban1

TURISIAN.com  – Puasa atau ramadhan tinggal menunggu hari. Tapi tak sedikit yang menjadikan moment ini bagian dari wisata religi.

Nah, salah satu yang bisa menjadi rekomendasi kalian yakni cobalah berkunjung ke Masjid Tiban di Malang, Jawa Timur.

Selain tetap bisa menjalankan ibadah puasa. Dari disini, kalian bisa mendapatkan  cerita sejarah yang unik.

Untuk kalian ketahui, masjid yang megah ini ternyata dibuat tanpa arahan arsitek lho.

Sedangkan lokasi persisnya Masjid Tiban Malang yakni  di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur.

Dan, siapa sangka, masjid super megah ini letaknya berada di permukiman warga dengan jalan yang cukup sempit.

BACA JUGA: Wisata Religi ke Masjid Raya Bayur Kabupaten Agam yang Unik dan Megah

Keindahan ternyata bisa didapatkan dari berbagai perbedaan. Seperti keindahan dari bangunan Masjid Tiban yang memadukan beberapa gaya arsitektur.

Dari catatan yang ada, pembangunan masjid ini  memadukan gaya arsitektur Nusantara, Arab, India, China, dan modern.

Sementara itu, Masjid Tiban ini merupakan kompleks pondok pesantren bernama Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah.

Dimana pembangunannya menempati di atas lahan seluas 4 hektar. Pertama kali dibangun pada tahun 1976 oleh Romo Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam.

BACA JUGA: Masjid Jami Kampar yang Bersejarah dengan Bangunan Tanpa Paku

Atau yang akrab disapa Romo Kiai Ahmad. Pengerjaan bangunan dilakukan para santri dan Jemaah.

Kaligrafi Berwarna Emas

Sementara itu rancangan bangunan dibuat pemilik pondok KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh buah dari istikharah-nya.

Perpaduan gaya arsitektur tampak begitu kuat dan mengagumkan, kubah-kubah dihiasi sentuhan kaligrafi berwarna cerah, biru muda dan emas.

Ornamen etnik khas Timur Tengah pun mewarnai dinding di berbagai ruangan dan koridor.

Jika memasuki salah satu ruangan, maka ruang tersebut akan terhubung oleh suatu pintu sehingga bisa masuk ruangan yang lain.

BACA JUGA: Masjid Al Jabbar-nya Solo Sudah Bisa Dikunjungi 28 Februari 2023

Tiap ruangan mempunyai desain yang berbeda-beda dengan dominasi desain kaligrafi.

Bangunan utama pondok dan masjid tersebut terdiri dari 10 lantai. Lantai 1 hingga 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para santri.

Lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5, 7, 8 terdapat toko-toko kecil yang dikelola para santri wanita.

Di sana dijual berbagai aneka makanan ringan dengan harga terjangkau. Selain itu ada juga cenderamata, pakaian berupa sarung, sajadah, jilbab hingga tasbih.

BACA JUGA: Pura Luhur Uluwatu, Wisata Religi Bali dengan Sajian Alam dan Budaya

Di dalam pondok pesesantren pun tersedia kolam renang, dilengkapi perahu khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak.

Berbagai jenis binatang seperti Kijang, Monyet, Kelinci, aneka jenis Ayam dan Burung juga melengkapi kompleks masjid yang kini menjadi objek wisata. S

Setiap harinya ramai dikunjungi para pelancong atau peziarah. Mereka tak hanya dari Jawa Timur, tapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa, Nusantara bahkan mancanegara.

***

 

Pos terkait