TURISIAN.com – Satu lagi upaya untuk mengembangkan destinasi wisata baru, akan hadir kawasan agrowisata di Bukit Manoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain pengembangan agrowisata juga akan diseleraskan dengan edukasi budidaya vanili wilayah Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh dalam rangka mendongkrak pendapatan masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Selasa 28 Februari 2023, mengatakan potensi lahan yang digarap Kelompok Tani Ayem, Sinogo, Pagerharjo cukup besar.
Terutama, dari aspek sumber daya alam, komoditas pertanian maupun sumber daya manusia.
BACA JUGA: Agrowisata Munduk Nangka Bali Tawarkan Spot Foto Alam yang Indah
Hal tersebut merupakan modal yang sangat mencukupi untuk mengembangkan pertanian dan perekonomian di Sinogo, Pagerharjo.
Khususnya, sebagai pusat budidaya vanili di kawasan Bukit Menoreh.
“Pengembangan kawasan agrowisata dan edukasi budidaya vanili hanya perlu sedikit sentuhan untuk penataan lahan,” kata Airs.
“Pemilihan komoditas prioritas dan teknis pengemasan untuk bisa mewujudkan Sinogo, Pagerharjo sebagai kawasan agrowisata dan edukasi,” sambungnya.
BACA JUGA: Agrowisata Bhumi Merapi, Wisata Edukasi di Yogyakarta yang Seru
Ia mengatakan komoditas vanili termasuk dalam komoditas yang bisa menghasilkan pendapatan bagi petani dalam jumlah yang cukup besar.
Vanili Bernilai Ekonomis Tinggi
Berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, vanili basah di pasaran bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
“Vanili bernilai ekonomis tinggi. Vanili basah itu harganya di pasaran bisa mencapai Rp200 ribu sampai Rp500 ribu per kg,” jelasnya.
Apalagi kalau diolah menyentuh angka Rp2 jutaan lebih. Tinggal, bagaimana meningkatkan pendapatan petani vanili yang mempunyai komoditas bernilai ekonomis tinggi itu. Inilah yang menjadi sebuah pekerjaan rumah yang harus dipecahkan.
BACA JUGA: Taman Agrowisata Ursaguli Berikan Ketenangan dan Kesejukan
“Agro climate di Kulon Progo juga cocok untuk membudidayakan vanili,” katanya.
Aris mengatakan konsep agrowisata ini, warga maupun wisatawan yang datang mampu mengetahui tanaman vanili. Mulai dari tanam hingga menjadi produk siap jual.
“Konsep pengembangan komoditas yang diminati tidak hanya di pasar dalam negeri namun luar negeri tersebut adalah agro edu wisata,” katanya.
Dia mengatakan di DIY itu lahan pertanian vanili sekitar 14 hektare. Selain Kulon Progo, lahan vanili di wilayah DIY juga terdapat di wilayah Sleman.
BACA JUGA: Segarkan Mata dengan Keindahan Terasering Bukit Panyaweuyan Majalengka
Kondisi lahan vanili di Kulon Progo sendiri sekarang terdiri dari empat kapanewon yakni Samigaluh, Kokap, Girimulyo dan Kalibawang.
Samigaluh sendiri terluas, yakni sembilan hektare.
“Produksi vanili kering di Kulon Progo itu hanya dua ton. Itu masih terbilang rendah,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan mendorong produktivitas vanili dengan melakukan intensifikasi pengolahan dan pemasaran produk.
BACA JUGA: Rekreasi Sambil Edukasi Soal Lebah dan Madu di Agro Tawon Rimba Raya
“Sehingga, capaian produksi vanili bisa melonjak tajam,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan produksi vanili di Pagerharjo mempunyai keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif di sektor pertanian.
“Untuk memanfaatkan keunggulan tersebut diperlukan dukungan pemerintah, legislatif dan masyarakat di mana ketiga unsur tersebut sudah terpenuhi untuk Kelompok Tani Ayem,” tandasnya. ***
Sumber: Antaranews