Menelusuri Jejak Sejarah dan Arkeologi Peradaban Gayo di Ceruk Mendale

Ceruk Mendale
Ceruk Mendale di Kabupaten Aceh Tengah. (Source: Dispar Aceh Tengah)

TURISIAN.com – Kalau Sobat Turisian tertarik menelusuri jejak sejarah dan arkeologi peradaban suku Gayo di masa lampau bisa berkunjung ke Ceruk Mendale atau Loyang Mendale. Lokasinya berada persis di pinggiran Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Tepatnya di wilayah Kampung Mendale, Kecamatan Kabayakan.

Destinasi wisata gua ini menyimpan bukti sejarah penting untuk peradaban Suku Gayo. Berupa penemuan kerangka manusia purba saat penelitian dan penggalian Tim Balar (Balai arkeologi Medan) wilayah kerja Sumut dan Aceh.

Ceruk Mendale terletak di bawah kaki bukit hanya berjarak sekitar 100 meter dari Danau Lut Tawar. Serta 30 meter dari jalan pemukiman penduduk Kampung Mandale.

Baca juga: Wisata Atu Belah di Aceh Tengah yang Unik dan Berbalut Mitos

Saat ini tempat tersebut menjadi salah satu situs sejarah penting bagi sejarah Gayo. Terutama untuk sejarah asal-usul peradaban Gayo dan menjadi tempat penelitian untuk menguak sejarah peradaban masa lampu yang mendiami wilayah Gayo.

Fosil kerangka manusia purba hasil penemuan di kawasan gua Ceruk Mendale ini kira-kira sudah berusia mencapai 6500 tahun. Bahkan terdapat pula kerangka yang sudah berusia 7400 tahun.

Hebatnya lagi, penemuan di Kabupaten Aceh Tengah tersebut merupakan salah satu situs penemuan arkeologi terlengkap. Mengenai arus penyebaran ras Austronesia dan Mongoloid di Indonesia.

Lokasi destinasi wisata Aceh ini cukup strategis karena hanya berjarak 3 km dari pusat Kota Takengon. Membuat pemerintah setempat menatanya dengan apik. Sehingga situs cagar budaya Ceruk Mendale menjadi salah satu objek wisata yang dapat Sobat Turisian kunjungi. Terutama bagi kalian yang tertarik dengan wisata sejarah dan budaya.

Baca juga: Bur Lancuk Leweng Sajikan Keindahan Danau Lut Tawar dan Kota Takengon

Berbekal peninggalan purbakala yang menarik itu, kini kawasan tersebut memiliki daya tarik sendiri dan kian ramai kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Tak terkecuali para peneliti arkeologi.*

 

Pos terkait